Ramadhan terus menjadi perbincangan kita. Apa lagi jika dipertemukan sedangkan hanya sebatas ponsel pun bisa jadi obrolan panjang yang terkadang tersenyum, tertawa bahkan merasa kegilaan semasa remaja.Â
Kenapa tak aku bilang semasa kecil karena masa kecil kita dipenuhi dengan orang dewasa hingga tak ada yang bisa dikerjakan namun sedari kecil kita sudah diajarkan dalam memasak dan beberes rumah.Â
Saatnya memasuki masa remaja, kita sudah mempunyai tugas masing-masing yang diatur sedemikan rumah oleh seorang ibu yang hebat yang berharap anak anaknya nanti mampu mengerjakan semua pekerjaan rumah dengan baik.
Kalau di hari-hari biasa kita tidak akan menghitung hari, semua berjalan  normal. Semua pekerjaan di buat jadwal Â
Si A mencuci pakaian dan setrika pakaian  di minggu pertamaÂ
Si B mencuci piring, memasak  serta bebenah rumahÂ
Si A mencuci piring, memasak dan bebenah rumah di minggu kedua
Si B mencuci pakaian  dan setrika di minggu keduaÂ
Begitu seterusnya, namun kalau ke pasar tetap si A apapun keadaannya. Empat perempuan hanya kita berdua yang sering kebagian tugas karena yang tertua bekerja, yang bungsu secara anak bungsu.Â
Sebanyak apapun tugas, kita tidak pernah mengeluh, semua dilakukan dengan senang senang saja tapi jangan salah ketika Ramadhan tiba kita berdua akan mengambil kalender dan mulai menghitung.Â