Sebagai seorang ibu rumah tangga yang dua puluh empat  jam berada di rumah, kehidupan yang tak berubah dari pagi hingga pagi kembali.
Sewaktu anak anak masih kecil, mungkin tak pernah bisa menyalurkan bakat  dan keinginan serta menjadi rangkaian hobi yang terpendam.Â
Namun setidaknya untuk mempercantik teras rumah sedikit banyaknya ada. Hanya sekedar mempercantik tanpa ada keinginan yang lebih.
Namun berjalan waktu anak anak bertambah dewasa, hingga waktu banyak yang terbuang sia sia, hanya di bawa santai. Tanpa melakukan aktifitas yang berarti di tambah masalah pandemi yang tak kunjung hilang.
Kembali mempercantik tanaman yang lama, kembali mengembangkan dengan memecahkannya dan menanam di media yangÂ
Walau tidak terhitung berapa kali kegagalan yang di alami namun tak menyurutkan niat untuk terus melakukan serangkaian cobaan memperbanyak tanaman .
Tanpa di sengaja pintu rezeki terbuka lebar
Dan ketika hasilnya ada, membuat satu poin dalam menekuni hobi, menjadikan bagian dari kehidupan, sebagaimana merawat anak anak dengan penuh cinta kasih.
* Menanam tanaman bukan hanya sekedar ikutan tren masa pandemiÂ
* Menanam itu harus tumbuh dari hati dan dikerjakan dengan senang hati.Â
* Kerjakan sendiri dan kita akan merasakan nikmatnya di saat melihat tanaman itu tumbuh dengan suburÂ
* Hindari sering membeli tanaman yang sudah jadi karena bagi pencinta tanaman tak ada tantangannya.Â
* Jika ingin membeli belilah yang masih anak, di samping harga tidak terlalu mahal kita akan merasakan bagaimana tantangan untuk menunggu menjadi besar.Â
* Sering melakukan  pencarian di tempat tempat penjual kembang . Mencari kembang kembang yang tak bisa mereka rawat lagi karena kembang yang datang silih berganti.
* Bukan hanya manusia tanaman pun butuh.mendengarkan zikir pagi ( setiap pagi sembari mengurus dan menyiram selalu melantunkan zikir.
 Kebanyakan kembang itu di letakan paling belakang. Kita bisa mendapatkannya dengan harga murah.
Namun bagi yang tak bisa merawat tanaman atau sebagai penikmat saja lebih baik jangan memilih jalan ini ( Asni sering melakukan pencarian kembang yang tak terawat di depot kembang).
Tanpa di sadari entah berapa banyak kembang yang diminati dan dibeli oleh teman teman satu kompleks
 Seperti gloxsi dan begonia  ini, memperbanyak dengan daun dan entah berapa kali gagal tak terhitung lagi namun tetap semangat untuk terus mencoba. Seperti orang tua  bilang jika ingin berusaha pasti akan mendapatkan hasil yang baik . Alhamdulillah bisa menikmati Calethea ini sudah  sepuluh pot terbang ke rumah rumah dengan harga lumayan pengganti tanah dan pot berkisar 100 hingga 150 ribu.  Dengan catatan dijual kembang yang sudah jadi dan tinggal merawatnya.
Kembang yang menurut kantong Asni mahal
Kembang kembang ini di rawat dari masih anakan, dengan kesabaran tingkat tinggi walau tetap kegagalan mengikuti dan akhirnya keberhasilan mengikuti dan sudah beranak pinak. Kembali di perbanyak dan kembali dijual dengan harga 100 hingga 350 ribu.Â
Alhamdulillah, dari sekedar hobi akhirnya bisa membuka pintu rezeki, untuk tambahan jajan anak.
Sekarang hampir seluruh halaman rumah penuh dengan tanaman, dari kembang, buah buahan, cabe dan sebagainya. Nikmat yang Allah beri dari jemari yang dingin.
Walau terkadang gagal tak menyurutkan niat untuk tetap bercocok tanam dan tanpa di sadari membuka pintu rezeki. Â Nikmat mana lagi yang aku dustakan . Â
Semua rak rak besi kembang di beli dengan hasil menjual kembang. Bila ada yang bertanya tentang pupuk, Asni hanya menggunakan micin  ( sasa atau Ajinamoto)dan rajin menukar media tanam yang baru.
Palembang, 070221
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H