Aku ingin cerita padamu bolehkan Jingga  (diary yang sedari smp kuberi nama Jingga. )
Maaf, bila dirimu terlupa sejak dua bulan ini, karena kondisi yang memaksa aku untuk tetap berbaring. Akhirnya aku hanya bisa memegang kotak ajaib kecilku  untuk menghabiskan dan melewati waktu, menulis di kompasiana.Â
Alhamdulillah, dalam dua bulan aku bisa menulis beberapa puisi dan merambah ke cerpen dan kuliner. Ada beberapa tulisan yang masuk pilihan.
Terkadang aku buat kesalahan lupa memberi nama ilustrasi dari mana aku ambil. Cukup sebel beberapa kali di peringatkan tapi itu kesalahanku sendiri
Pasti kau tanya bangga nggak. Aku bangga bisa menulis apalagi masuk pilihan, tapi aku tidak cukup untuk merasa puas karena masih banyak kekurangannya.
Jingga...
Dua hari ini aku merasa enggan menulis, karena malu, malas, atau tertinggal jauh. Di even semua penulis melahap habis setiap di beri tema yang berbeda.
Sedangkan aku tak jauh dari puisi cinta, sedih, kacau balau sama dengan cerpen tak beranjak dari kisah cinta. Padahal usiaku bukan katagori pencari jati diri bahkan sudah melejit jauh.
Mau buat tentang drama korea, gimana mau buat wong nggak pernah nonton drama korea dari jaman hangat hangatnya, panas, serta hangus.Â
Mau buat cerita anak, padahal suka dongeng anak anak sebelum tidur. Coba buat kok ya kayak kayu, keras dan kaku bila di baca berulang ulang seperti anak yang baru belajar menulis.Â
Mau coba bahas politik, aku tidak mengerti akan politik, untuk menonton tifi maslah politik aja nggak pernah apa lagi membaca masalah politik.Â