Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku, Kamu dan Menyeruak Rindu

21 Desember 2020   18:45 Diperbarui: 21 Desember 2020   19:10 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com

Saat rindu menyebar, dingin menyeruak kedalam  tulang, kau  pun rasa  sama . Akankah kita mendekat dan kau dekap dengan kasih dan sayang berselimut cinta kita punya.

Pagi pun berlalu namun rasa kita punya masih melekat bahkan terus membayang. Wajahku dan wajahmu menikmati kebodohan yang kita buat.

Senja pun datang membawa tanya tak terjawab, hanya mampu mengurai rindu, tak bisa kita pertahankan. Melecut  dengan amarah dan kebencian. Salah siapakah?

Membuat kita tak bernafas pada rasa yang tertimbun berhari hari. Bila Kau tak izinkan rasa ini, kenapa kita saling mengikat pada Palung  hati kita.

Kenapa kita saling merindu dalam permainan pikiran dan hati. Kenapa kita mesti bergelut dalam ketidakmampuan. Pagi ke senja seperti jarak yang telah memisahkan. Entah kapan kapal akan berlabuh hanya menunggu angin bertiup ke dermaga.

Palembang,211220

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun