Dari kecil aku termasuk katagori anak yang sering sakit sakitan dan keluar rumah sakit itu sudah santapan bagiku hingga dewasa.
 Di antara kakak dan adik, akulah yang selalu merepotkan keluarga karena sakit yang aku derita. Dari asma, bronhitis,, operasi amandel dan beberapa operasi kelenjar.
 Saat jatuh dari sepeda atau luka karena pisau. Entah berapa kali jahitan yang mampir ke tubuh. Hingga salah satu jari kananku hingga sekarang mati rasa.
Namun sejak aku merantau, untuk kuliah, dari sini aku mulai belajar untuk mengolah pikiran dan tubuh untuk tidak merespon aura negatif.Â
Menekan  pada otak dan merekam kata kata yang menurutku  bisa  memerintah alam sadarku untuk tetap sehat. Disamping jauh dari orang tua, aku tinggal bersama adik dari ibuku.
Seperti orang bilang tidak ada usaha yang akan sia sia walau sempat sekali masuk rumah sakit setelah itu aku bisa melewati semua dengan baik. Perintah otak untuk selalu berkata "Aku harus selalu sehat, aku kuat, aku bukan sosok yang lemah.
Hingga aku masuk kedunia baru yaitu berkeluarga dan mempunyai anak.  Tetap menjalankan apa yang telah menjadi kebiasaanku dari  jaman kuliah, "Perintah otak untuk berpikiran baik dan selalu sehat."
 Berjalannya waktu sentilan demi sentilan yang Allah beri dari suami yang kecelakaan mobil,  dua kali operasi jantung  dan operasi di otak. Â
Sisulung yang operasi tenggorokan karena tumor dan beberapa kelenjar yang harus dibuang, biadari kecilku yang bolak balik masuk meja operasi untuk membuang benjolan benjolan yang ada di tubuhnya dan si bungsu dengan pemyakit asma yang akut.Â
Aku masih bisa mengatasinya dan siap, selalu ada untuk mereka. Aku menjadikan diriku sebagai robot yang tidak bisa sakit, yang harus siap dan ada untuk suami dan anak anak.Â