Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lepaskan Walau Perih

15 November 2020   08:40 Diperbarui: 15 November 2020   08:46 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

   Hari bagai aliran kehidupan yang terkadang berhembus dan tak berhembis.seriap tarikan itu bermakna ketika kita sama sama membelakangi diri, melangkah satu demi satu langkah hingga berhenti pada satu titik. Berbalik menatap jauh, rasa tak mampu untuk di bohongi, dingin,beku. Langkah kecil berubah berlari menuju rindu, peluk rindu mewarnai hati, akankah kita terpisah?

 Kembali membelakangi diri hingga siluet muncul menutupi diri, berbalik menatap punggungmu hingga menghilang dari pandangan. Bulir bulir ini kembali menggenang membiarkan mengalir di sela sela pori wajah. Berat...berat ketika berbalik membelakangi rasa

Tubuh lunglai tak berdaya, nafas pun tersengal dada semakin menghimpit berat ketika.nyaya harus dihadapi.  Dalam satu tatapan rindu ini tak akan pernah pupus.

Luasnya samudera nahkan membentang hamparan gurun tak akan mengubahnya. Di sini di hati kita dalam raga sentuhan jiwa. Bagai air dan minyak tak akan pernah menyatu.

Biar...biarkan ia menjadi palung rindu, lepaskan seperti fiksi. Laikkah ini? Tak perlu terjawab karena kita tahu jawabannya. Sebatas kerinduan, sebatas keinginan.

 
 
Palembang,151120

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun