Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hidup Dalam Dua Bayang

3 Oktober 2020   20:11 Diperbarui: 3 Oktober 2020   21:08 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Perih..... 

Luka....

Pilu... 

Bergumul dalam  hati, tak mampu menghilangkan bayang semu. Setiap detik, setiap waktu menyiksa.

Langkah terayun, Langkah terhenti .Bayang itu menggoda bahkan menarik tangan untuk bertaut sedangkan meragu

Haruskah tertinggal sedang jiwamu merasuk. Akankah bayang tak melewati takdirnya  aku lelah.

Haruskah tatapan kosong itu terus menatap, hingga batas samudera tak terihat lagi, bergerak melupakan takdir

Aku seharusnya tak berharap banyak pada satu pertemuan, mungkin hanya sejenak, untuk sekedar mengingatkan bahwa ada satu hati yang pernah terhuni

Seharusnya harus bisa bersikap, aku terlalu bodoh, kebodohan yang selalu melekat. Hanyut dalam cerita lalu

Keluguan berkata, kepolosan jiwa bahkan lembutnya di manfaatkan. Bagaimana bayang akan berlalu sedang tiba tiba kau hadir mengusik kisah lama

Berlari terus berlari namun bayang tak jua tertinggal. Senja datang melepas penat namun bayang tetap membayang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun