Wanita yang penuh kasih sayang berdampingan seorang laki laki penuh cinta dan tegas. Terimakasih telah mendidik kami, walau hanya tamatan Sekolah Menengah Pertama  tapi kau mampu mengajarkan kami aljabar dengan baik, mengajarkan kami memasak  beraneka masakan serta beragam kue dari kering hingga basah, serta menjahit, menyulam dan sebagainya,merangkul kami dengan kasih sayang.Â
Seorang ayah yang hanya tamatan Sekolah Rakyat (Sekolah Dasar) tapi ilmu yang kau punya melebihi seorang sarjana, kau pun sama dengan istrimu, mengajarkan kami bahasa, sastra, berpuisi, pidato dan teater, jiwa seni mu mengalir di darah  kami.
Maafkan  kami bila bahagia belum mampu kami beri. Maafkan kami yang belum meujudkan impian kalian, Hanya segelintir kebahagiaan  yang mampu kami beri. Tak sebanding dengan apa yang kalian beri selama ini.
Terlahir dari rahimmu adalah anugrah yang tak berhingga. Terlahir jadi anak anakmu bahagia yang tidak mampu tergambarkan dan terucapkan dengan kata. Rindu akan petuahmu, Â bercerita di sore menjelang jingga menghilang.
Tanpamu kehidupan menghampa. Â Tanpamu langkah ini terseok. Â Tapi kami harus terus melangkah. Â Meneruskan perjuangan hidup bersama keluarga kecil kami
Tak berhingga rasa. Tak terlukiskan  . Tak terbayangkan ketika rindu kami padamu.
Bait bait doa dipenghujung malam hingga fajar menjelang untukmu. Â Semoga Allah memberimu ruang yang terluas.
Palembang, 22122019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H