Mohon tunggu...
asni asueb
asni asueb Mohon Tunggu... Penjahit - Mencoba kembali di dunia menulis

menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sehat Itu Aset, Berulang Kali Terhempas di Ruang yang Sama

29 Oktober 2019   19:40 Diperbarui: 29 Oktober 2019   19:52 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ujian kehidupan akan terus berjalan selagi nafas masih berirama. Apakah ini termasuk karma alam, agar aku dapat merasakan bagaimana orang tuaku merawat ketika  sakit yang tak kunjung sembuh. Sakit yang selalu berulang. Apakah sebagai pelajaran diri karena  kelalaian untuk  selalu bisa ikhlas dan bersyukur menghadapi kado terindah dari Allah. Mn.

Delapan belas tahun yang lalu, musibah besar datang menyapa keluarga kecilku. Mobil yang di bawa suami terhimpit dengan sebuah bus umum. Aku tak tahu bagaimana kronologinya, yang kutahu lengannya bolong seperti  ada kawa di lengannya,  tiga gigi depan patah dan lidahnya putus.

Demi anak anak, aku harus kuat melewatinya dan ikhlas menerima ke hendak Allah. Entah berapa kali menjalani operasi dan untuk kesekian kalinya pula aku membawa bayi merah menunggu papanya.

Segala cara aku usahakan, dari spesialis, hingga terapis agar suami bisa pulih  dari sakitnya. Tiga tahun aku mengalami tempramen yang tinggi dari suami karena kecelakaan itu.  Setiap hari mengantar suami ikut trapi, hingga trapis bilang , bisa menjalani seminggu dua kali. Tak terbayangkan berapa uang yang kami kumpulkan habis,  tapi masalah uang aku tak mempermasalahkan. Suatu saat bisa menabung.   

Belum habis rasa ini, tiba tiba  bidadari  kecil sakit, keringatnya membasahi badan. Aku bawa ke UGD dalam sehari empat kali bolak balik ke UGD, dokter itu bilang  anakku sakit perut biasa. Kalau sakit perut biasa kenapa keringatnya membasahi badan. Tidak puas hati akan kesimpulan dokter itu, akhirnya aku membawa  bidadari ke rumah sakit yang bagus. Apa yang dokter bilang membuat aku syok. Ternyata di perut bidadari ada virus yang mematikan,terlambat sedikit aku bisa kehilangan. Sejak itu aku selalu menjaga kebersihan makanan rumah dan sebagainya agar virus itu tak berulang lagi.

Baru rasanya bernafas lega. Ujian datang kembali di tahun 2012. Suami kembali sakit tapi dengan sakit yang berbeda. Suami kena serangan jantung. Di tahun itu pula dokter menyarankan untuk pasang ring di jantung. Operasi dilakukan di Jakarta, walau sempat koma, suami kembali sehat dengan satu ring di jantungnya.

Malam malam ku habiskan untuk  berdoa, berpasrah diri dengan apa yang terjadi. Ujian demi ujian aku lewati sendiri, berusaha untuk tidak memperlihatkan rasa yang tak menentu.

Jika aku tak punya iman mungkin aku telah berlari sejauh mungkin, tak mampu menghadapi sendiri.  Sejak saat itu pula, sebagai seorang istri berusaha menyelesaikan semua masalah sendiri. Air mata dan lelah ini hanya pada Allah kuberi.

Tiga bulan kemudian, suami kembali operasi untuk pasang ring kembali  di Jakarta. Semua keluarga di Jakarta memberi semangat, agar aku mampu melewati semua ini. Seperti tiga bulan yang lalu, dia kembali koma.

Ya Allah, saat itu aku berada di fase terendah dalam kehidupanku. Seakan Allah tak adil denganku. Kenapa harus aku yang dipilih untuk menjalaninya.  Menatap nanar tubuh suami yang diam, aku kembali diberi nyawa.

Untuk yang kedua kalinya, aku lebih mawas kepada suami, dari makanan hingga obat obatan medis dan aku selingi dengan racikan obat tradisional. Lagi lagi semua kembali dalam pikiranku, aku tak dapat lagi berbagi cerita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun