Mohon tunggu...
Asnaura
Asnaura Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa aktif Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Semangat Anak-anak Marginal dalam Menuntut Ilmu

16 Desember 2022   22:38 Diperbarui: 22 Desember 2022   14:51 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pembelajaran anak-anak marginal di Sekolah Bersama Jati Padang

Pada perkembangan saat ini pendidikan sangatlah penting bagi manusia. Namun, pendidikan di Indonesia belum merata semestinya karena masih banyak kaum marginal yang memiliki semangat meraih pendidikan namun terhalang oleh keadaannya.

Sekolah bersama merupakan sebuah komunitas yang bergerak di bidang pendidikan anak-anak yang kurang mampu atau kaum marginal di Jati Padang, Ragunan dan Kebagusan, Jakarta Selatan.

Ketua Komunitas Sekolah Bersama, Tobagus Hasnuddin menjelaskan bahwa awal komunitas ini terbentuk dari sekumpulan mahasiswa yang ada di lingkungan Jabodetabek yang memiliki motivasi ataupun masa depan untuk dunia pendidikan dan merencanakan untuk membuat suatu komunitas karena memang lingkungan pendidikan itu jarang di daerah lapak pemulung.

"Sekitar 2014 mulai terbentuk komunitas sekolah bersama, namun di pertengahan 2015 sudah mulai vakum karena volunteer dikomunitas itu sudah memulai kesibukan masing-masing. Tetapi para senior yang ada di komunitas sekolah bersama ini membentuk suatu Lembaga Yayasan Indonesia hijau agar komunitas ini legal dan ada payung hukumnya," ungkapnya saat diwawancarai di Sekolah Bersama Jati Padang, Minggu (11/12).

Proses perjalanan Sekolah bersama mendapatkan respon yang sangat baik dari masyarakat sekitar karena program-program dari sekolah bersama dianggap bermanfaat dan membantu warga sekitar. Seperti binaan sekolah paket, jumat berbagi, event, dan liburan untuk anak-anak. Hal tersebut menjadi program rutin yang diadakan oleh sekolah bersama.

Kegiatan belajar Sekolah bersama di lakukan pada setiap hari minggu, dalam proses pembelajaran yang dilakukan sama seperti pembelajaran di sekolah pada umumnya. Namun, untuk materi yang diberikan lebih fokus kepada pengetahuan umum, seperti pengetahuan agama, sosial, alam dan yang lainnya.

Anak-anak yang belajar di Sekolah Bersama ini semuanya sudah sekolah formal dan terdapat beberapa anak yang sudah mengejar sekolah paket. Kegiatan belajar yang dilakukan di Sekolah bersama ini menurut anak-anak adalah seperti les atau belajar tambahan di luar sekolah.

Kelas dalam Sekolah Bersama ini juga di bagi berdasarkan kemampuan mereka. Terdapat kelas kecil, sedang dan besar. Kelas kecil untuk anak-anak yang belum bisa membaca dan menulis, kelas sedang untuk anak-anak yang sudah bisa membaca dan menulis, berusia 6-10 tahun. Sedangkan kelas besar untuk anak-anak yang berusia 12-15 tahun.

Pengajar Sekolah Bersama, Mutiara mengatakan bahwa ia telah mengajar di Sekolah bersama selama satu tahun dan merasakan bagaimana mengajar anak-anak marginal yang memiliki semangat tinggi dalam belajar.

"Mereka benar-benar semangat saat melakukan pembelajar di Sekolah Bersama. Mereka dalam belajar aktif, menyuarakan pendapat mereka, jika mereka bingung mereka bertanya. Tidak sedikit juga anak-anak yang meminta pelajaran tambahan di luar jam belajar Sekolah Bersama," ungkap Mutiara, Rabu (15/12).

Mutiara menambahkan bahwa sebagai pengajar juga harus membangun hubungan yang baik antara pengajar dengan murid. Jika sudah terbangun hubungan yang baik ini membuat suasana kelas menjadi aktif dan suasana seperti ini membuat anak-anak jadi aktif, menyuarakan pendapat, meningkatkan minat dan semangat dalam melakukan pembelajaran.

Abdul Hasan Taufiq, salah seorang murid Sekolah Bersama mengatakan bahwa ia baru tiga bulan mengikuti kegiatan sekolah bersama dan berawal karena di ajak oleh salah satu temannya, kemudian ia mulai tertarik dan menjadi rutin mengikuti pembelajaran di Sekolah Bersama.

"Saya memilih belajar disini karena di hari minggu di jam-jam segini kurang ada aktivitas, biasanya saya cuma main handphone tapi bosan, jadi saya memilih keluar terus cari yang menarik, lalu teman saya mengajak akhirnya saya les disini" Ungkap Taufiq saat di wawancarai di Sekolah Bersama Jati Padang, Minggu (4/12).

Taufiq mengaku senang dan semangat dalam mengikuti kegiatan Sekolah Bersama baik didalam maupun luar kelas, seperti saat kegiatan lomba 17 Agustus 2022, lalu kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh Universitas yang datang untuk kegiatan sosial. Walaupun ia termasuk baru mengikuti pembelajaran Sekolah Bersama ia merasa nyaman karena bisa belajar sambil bermain dan banyak teman-temannya.

Dalam pembelajaran Sekolah Bersama tentunya terdapat beberapa kendala, salah satunya dalam semangat anak-anak dalam menuntut ilmu yang terkadang menurun dan mulai malas untuk datang ke Sekolah Bersama. Maka diperlukan pendekatan sebagai solusi permasalahan ini.

"Ketika ada anak-anak yang tidak mau belajar, sebaiknya kita rangkul, kita datangi rumahnya untuk menanyakan alasan kenapa tidak mau belajar lagi. Maka dari itu diperlukan kedekatan personal antara pengajar dan anak-anak, karena komunikasi aktif itu harus terus dijalankan," Jelas Tobagus saat diwawancarai di Sekolah Bersama Jati Padang, Minggu (11/12).

Walaupun terdapat beberapa kendala dalam Sekolah Bersama, Tobagus berharap komunitas Sekolah bersama bisa terus berjalan dan eksistensi, membawa perubahan bagi anak-anak dan masyarakat, menyuarakan pentingnya pendidikan bagi kaum marginal, serta bisa terus mewadahi anak-anak yang bersemangat dalam menuntut ilmu untuk masa depan mereka.

Penulis: Asnaura 11210511000002, Mahasiswi semester 3 Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun