Logika berasal dari bahasa Yunani yang berartikan pertimbangan akal yang dinyatakan dengan kata. Logika merupakan salah satu cabang ilmu filsafat yang mempelajari metode dan hukum-hukum untuk membedakan penalaran benar dan salah, dalam bahasa Arab logika disebut mantiq, yang berarti ilmu yang menggerakkan pikiran kepada jalan yang lurus dalam memperoleh kebenaran. Dungu dalam KBBI diartikan sebagai sangat tumpul otaknya; tidak cerdas; bebal; bodoh. Kedunguan dapat diartikan sebagai kebodohan atau kata sifat yang menggambarkan keadaan di saat seseorang tidak menyadari sesuatu hal, tetapi masih memiliki kemampuan untuk memahaminya. Terdapat empat logika dungu yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya:
1. Anecdotal Evidence
Anecdotal Evidence atau bukti anecdotal merupakan bukti yang didasari hanya dengan pengamatan pribadi seseorang yang dikumpulkan secara non-sistematis. Anecdotal Evidence juga diartikan sebagai suatu bentuk kedunguan logika ketika seseorang menggunakan contoh atau cerita pengamatannya untuk mendukung suatu argument, bukan menggunakan data penelitian yang telah terbukti kebenarannya. Contoh Anecdotal Evidence adalah pada ungkapan "Kakek saya yang berusia 80 tahun masih terlihat sehat-sehat saja, meskipun kakek merokok setiap hari".
2. Appeal to Authority
Appeal to Authority atau mempercayai argumen yang dianggap benar oleh orang yang lebih berkuasa dan diyakini oleh orang lain merupakan kedunguan logika yang dimana seorang dungu berpikiran bahwa sesuatu pasti benar apabila seseorang yang dianggap otoritatif mengatakan demikian. Contoh Appeal to Authority adalah pada ungkapan "Arsitek yang sangat terkenal itu mengatakan bahwa gedung tua itu masih kokoh, jadi pasti apa yang dikatakan arsitek tesebut pasti benar".
3. False Dilemma
False Dilemma atau menyesatkan dengan menyajikan isu kompleks dalam bentuk dua sisi yang sebenarnya bertentangan merupakan suatu kedunguan logika yang dimana seorang dungu tersebut menyajikan dua opsi yang seolah-olah hanya opsi tersebut yang ada, padahal masih ada opsi lain untuk dipilih yang dapat menjadi alternatif dalam suatu pilihan. Contoh False Dilemma adalah pada ungkapan "Usia kamu sudah mencukupi untuk masa depan, jadi kamu harus memilih antara karier atau menikah".
4.Hasty Generalization
Hasty Generalization atau kekeliruan seseorang ketika menarik Kesimpulan yang kompleks berdasarkan bukti yang tidak mencukupi merupakan suatu kedunguan logika Dimana Kesimpulan tentang suatu hal dilakukan terburu-buru sehingga yang terlihat hanya didukung oleh beberapa hal yang tidak cukup bukti yang jelas. Contoh Hasty Generalization adalah pada ungkapan "Sapi perah menghasilkan susu". Kalimat tersebut dapat diganti dengan kalimat "Beberapa sapi perah menghasilakan susu" karena hanya sapi perah betina yang menghasilkan susu, sedangkan sapi perah Jantan tidak.
Dari keempat logika dungu di atas, masih ada banyak lagi teori logika dungu yang ada, namun keempat tersebut sering kita temui sehari-hari. Berdasarkan teori di atas, setelah kita ketahui bahwa kedunguan dapat terjadi karena faktor dari luar yang dibawa ke dalam pemikiran individu sehingga pemikiran yang tercipta dapat berupa pemikiran yang benar ataupun pemikiran yang salah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H