Mohon tunggu...
Asmuddin
Asmuddin Mohon Tunggu... lainnya -

www.asmuddin.blogspot.com Belajar Menulis "Jika tidak bisa turun ke jalan, melawanlah dengan TULISAN"

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Membahas Konflik Sepakbola, Diskusi ILC Ricuh

2 Maret 2016   11:12 Diperbarui: 2 Maret 2016   11:27 1560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tadi malam, Selasa 1 Maret 2016 diskusi di Indonesia Lawyer Club (ILC) membahas topik yang sangat menarik terkait dengan persoalan Sepak Bola di Tanah Air. Diskusi yang mengusung tema "PSSI, antara Hidup dan Mati" menghadirkan narasumber yang selama ini merupakan pelaku atau minimal merupakan stakeholder Sepak Bola di Indonesia. Beberapa narasumber yang hadir di acara yang dipandu oleh Karni Ilyas (Pemimpin Redaksi Tv One) ada yang berasal dari Kemenpora, PSSI, Tim Ad Hock, Tim Transisi, Bopi, Mantan Menteri Olahraga, Anggota DPR, Wartawan, Pemain (beserta istrinya), serta Supporter Sepak Bola.

Bagi kita yang menyaksikan diskusi tersebut melalui media TV, acara yang dipandu oleh Karni Ilyas ini berlasngsung sangat menarik, yang kesimpulannya adalah semua pihak, baik pemeringtah, PSSI, Pemain Bola, Supporter, dan yang lainnya menginginkan adanya perbaikan tata kelola sepak bola di Indonesia dan diakhirinya segera "pembekuan" oleh Kemenpora ke PSSI.

Pasca diskusi, ada kejadian yang sangat disayangkan, setelah diskusi, diluar arena terjadi keributan yang disinyalir melibatkan oknum suporter sepak bola dan salah satu narasumber (yang juga pentolan suporter sepak bola). Tentunya kejadian ini sangat patut untuk dikutuk, karena itu sangat jauh dari prinsip-prinsip sportivitas yang merupakan spririt dan roh sepakbola, serta sangat jauh dari upaya penyelesaian kemelut di tubuh persebakbolaan nasional.

Seperti yang diberitakan oleh Kaskus.com (baca : Diskusi ILC Ricuh, Istri Pejabat Kemenpora Jadi Korban) "Pada diskusi tersebut salah satu pendiri Forum Diskusi Suporter Indonesia (FDSI) Partoba Pangaribuan berbicara cukup keras dalam mengkritisi persepakbolaan nasional maupun PSSI dan bahkan menyerukan kepada pemerintah untuk membentuk federasi baru. Setelah diskusi usai, dugaan keributan dan berlanjut dengan pengeroyokan terjadi"

Forum Diskusi Supporter Indonesia (FDSI) mengklaim bahwa pelaku pengeroyokan adalah  supporter sepak bola yang menjadi pendukung PSSI, apalagi yang menjadi korbannya adalah Partoba Pangaribuan (pentolan FDSI) yang selama ini sangat kritis terhadap PSSI. Dalam rilis FDSI disebutkan bahwa mereka diserang kelompok suporter PSSI. Ketua FDSI, Helmi Atmaja mengecam keras aksi brutal tersebut. Pihaknya menyebut aksi pengeroyokan sebagai tindakan kriminal. Terlebih, sambungnya, pihaknya mencium ada upaya pembungkaman terhadap aksi kritis para aktivis terhadap persoalan sepak bola dan PSSI (Kritik PSSI, Narasumber ILC dikeroyok)

Di pihal lain, Kemenpora pun langsung bereaksi terhadap kejadian tersebut, Imam Nahrawi mengutuk dengan keras aksi premanisme tersebut. "Saya mendukung penuh jika peristiwa ini dilaporkan ke polisi dan meminta segera menyelidikinya," kata Menpora Imam Nahrawi sebagaimana dikutip dari laman www.antaranews.com. Kejadian dugaan pengeroyokan ini juga mendudukan istri Gatot Dewa Broto sebagai korban. "Yang dikejar itu awalnya Pak Partoba, istri saya pas didekatnya. Memang saya tidak diganggu, tapi saya kecewa karena istri saya kena. Saya sangat kecewa," kata Gatot S Dewa Broto (link : Istri Pejabat Kemenpora jadi Korban Pengeroyokan usai Diskusi ILC).

Lalu siapa yang berada dibalik dugaan pengeroyokan tersebut? Apakah ini by desaign oleh oknum PSSI sebagaimana sinyalemen FDSI? Atau kah ini murni gesekan antar suppoter sepak bola? Saya kira terlalu dini jika kita menyimpulkan bahwa pelaku dugaan pengeroyokan ini adalah orang-orang bayaran yang terkait langsung dengan oknum tertentu di PSSI, karena bisa juga kejadian ini didesain oleh pihak lain untuk mendikreditkan pihak PSSI.

Tidak dapat dipungkiri bahwa konflik persebak bolaan tanah air, tidak hanya melibatkan Kemenpora dan PSSI, atau Pak Imam Nahrawi dengan La Nyalla Mattalitti pada tataran atas, tapi juga telah merembes ke kalangan suporter sepak bola. 

Terlepas apapun issu yang melatar belakangi adanya dugaan pengeroyokan tersebut, tentunya kita harus mengambil sikap bahwa apapun alasannya, cara-cara kekerasan seperti ini adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan, siapa pun korbannya. Lebih dari itu, kejadian ini harusnya membuka mata pihak-pihak yang berseteru, bahwa konflik elit ini telah merembes ke grass root (suporter) yang bisa meledak kapan saja. Jadi kejadian ini tidak hanya harus dilihat dari sudut aksi kekerasannya saja, tapi harus ditelisik sampai ke akar persoalannya.

Kalau ditingkat atas, para elit yang berkonflik tidak dapat meredam ego nya, maka jangan disalahkan jika kejadian-kejadian serupa akan terjadi kembali. Para suppoter yang selama ini menjadi bahagian dari sepak bola merasa bahwa PSSI dan Kemenpora telah merampas salah satu tontotan yang menjadi identitas mereka. 

Oleh karena itu, agar konflik ini tidak semakin meluas, maka sudah saatnya pihak-pihak yang berseteru untuk mendepankan upaya serius penyelesaian konflik. Kementerian Pemuda dan Olahraga harus segera membangun komunikasi yang serius dengan PSSI untuk merumuskan blue print perbaikan tata kelola sepak bola tanah air. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun