Mohon tunggu...
Asmirizani
Asmirizani Mohon Tunggu... Penulis - Ketua Forum Penulis, FLP Kalbar

Literasi, Edukasi, dan Reaksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mencumbu Kopi Pagi

2 Januari 2019   09:42 Diperbarui: 2 Januari 2019   09:58 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepagi ini gejolak nafsu tak tertahankan. Ingin mencumbu pada yang hitam manis. Manis di bibir, manis di jiwa. Pahit di kehidupan yang dijalani. Namun, pahit mengajarkan ketegaran dalam bertahan dan melawan. 

Sepagi ini gejolak mencumbu pada kopi segera tersalurkan. Mencium bibir gelas bekali-kali. Menyeruput berulang kali manis pahitnya rasa. Menikmati tiada yang indah selain pahit manisnya kopi kehidupan. 

Tetaplah mencumbu kopi. Walaupun pahit manis melebur. Terkadang mengelabui rasa. Terkadang hanya pahit terasa, menjadikan manusia gundah gulana. Terkadang hanya manis terasa, menjadikan manusia euforia. 

Kopi kehidupan, kopi kita semua. Semua akan merasakan perpaduannya. Baik secara bergantian maupun yang terasa dominan. 

Seruput kopi pagimu segera. Sebelum jam kerja tiba. Sebelum kesibukanmu melanda Sebelum kopi pagimu tiada. 

Borneo Barat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun