Asap mengepul dari kopi panas yang ada di depannya
Dibenaknya pagi sebagai tumpuan berjuta harapan untuk memulai hari
Pandangan penuh semangat terpancar dari sorot matanya
Tekad diri selalu kuat untuk kembali menanam berbagai asa di lahan nanti
Telah usai dia menuang resah bersama habisnya secangkir kopi
Saatnya kembali ke medan juang  untuk mengais rezeki
Tak lupa membawa alat perang sebagai bekal di ladang nanti
Serta tak luput do'a kepada sang illahi mengawali langkah diri
Baju lusuhnya mulai terlihat kotor
karena keringatnya yang mengucur tercampur oleh debu
Sesekali iya mengelap dahinya dengan punggung tangannya yang terkena tanah
Sungguh begitu, semangatnya tak luntur meski bajunya mulai basah
Selesai sudah untuk perjuangan hari ini
Baginya penawar lelah cukup bertemu dengan kekasih dan buah hatinya yang telah menunggu kepulangannya
Setelah menanggalkan baju lusuhnya, tanggal juga beban dari medan juangnya
Saatnya merebah rindu kepada riuhnya rumah kepulangannya
Esok hari kembali bertemu dengan rutinitasnya
Menanam asa, membasmi hama kepahitan serta merawat keharmonisan keluarga
Baginya,baju lusuhnya tak menghalangi kebahagiannya.
Ujung Teran, 25 Juli 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H