Pencemaran di laut merupakan sebagai hasil pembuangan aktifitas manusia yang masuk ke dalam daerah air laut. Pencemaran di lingkungan air laut ialah permasalahan yang akan dihadapi oleh manusia. Pengaruh pencemaran air laut terjadi disekitar laut dan karna air laut berbeda dengan yang ada di daratan, maka permasalahan pencemaran air laut tersebut dapat mempengaruhi semua manusia yang tempat tinggalnya dekat dengan laut.
Sumber munculnya pencemaran air laut tersebut meliputi tumpahnya minyak, sisa-sisa damparan saat terjadi perang, sampah yang dibuang sembarangan melalui aliran sungai dan pembuangan pestisida dari pertanian.
Namun pengaruh pencemaran yang lebih sering terjadi pada tumpahnya minyak dari kapal tanker. Kemudian hasil ekspotasi minyak bumi tersebut dilepas di laut yang mengakibatkan lepasnya crude oil ke laut lepas. Pengaruh lepasnya crude oil di laut lepas mengakibatkan limbah tersebut menyebar ke seluruh air laut, tetapi tergantung pada gelombang air lautnya.
Oleh karna itu, tergantung pada pasang surutnya air laut tersebut. Dan dampak yang terjadi akibat pencemaran tersebut, yaitu tertutupnya pada lapisan permukaan air laut yang dapat menimbulkan penetrasi matahari menjadi berkurang, dapat penyebabkan proses fotosintesisnya terhambat, pengikatan pada oksigennya terhambat, dan dapat menyebabkan kematian.
Pengaruh minyak pada biota laut
Tumpahan minyak yang terjadi di laut terdapat dua tipe, yaitu minyak yang sudah larut ke dalam laut kemudian akan mengapung pada permukaan air laut dan minyak yang tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan yang ada di pantai.[1]Â
Minyak yang mengapung dipermukaan air laut tersebut tentu akan menyebabkan warna air laut berubah menjadi berwarna hitam dan akan mengurangi identitas cahaya matahari yang akan digunakan oleh fitoplankton untuk berfotosintesis serta menyebabkan terputusnya rantai makanan pada daerah tersebut, jika hal itu terjadi, maka langsung dapat mengurangi lajunya produktivitas primer pada daerah tersebut karena terhambatnya fotoplankton untuk berfotosintesis.
Perilaku Minyak di Laut
Senyawa Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi berupa benzene, touleuna, ethybenzen dan isomer xylena, yang dikenal sebagai BTEX adalah komponen utama dalam minyak bumi yang bersifat mutagenic dan karsinogenik pada manusia. Senyawa tersebut memiliki sifat rekalsitran, yaitu sulit untuk mengalami perombakan pada ikan-ikan maupun pada pada biota laut yang lainnya.
Apabila senyawa aromatic tersebut masuk ke dalam darah, maka akan diserap oleh jaringan lemak dan akan mengalami oksidasi dalam hati yang akan membentuk phenol, kemudian pada proses selanjutnya terjadi reaksi konjugasi yang membentuk senyawa glucuride yang larut dalam air, kemudian masuk di ginjal.[2]Â
Ketika minyak telah masig ke dalam lingkungan air laut, maka minyak tersebut akan cepat mengalami perubahan secara fisik dan kimia. Diantaranya proses tersebut, yaitu membentuk lapisan, menyebar, menguap, polimerasi, emulsifikasi, emulsi air dalam minyak, emulsi minyak dalam air, fotooksida, biodegradasi mikorba, sedimentasi, yang akan dicerna oleh planton dan bentuknya seperti gumpalan-gumpalan.[3]