Mohon tunggu...
Asmawati Eka Kencananingsih
Asmawati Eka Kencananingsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Perawat dalam Memberikan Edukasi Kesehatan kepada Pasien

18 Desember 2024   19:27 Diperbarui: 18 Desember 2024   19:27 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Edukasi pasien merupakan tindakan pemberian informasi mengenai status kesehatan pasien selama menjalani perawatan. Edukasi pasien bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan pasien terutama selama menjalani perawatan di rumah sakit. Edukasi pasien juga bertujuan untuk mengubah perilaku individu dan masyarakat dalam berpikir, bersikap, dan berbuat dalam rangka membantu pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit, dan promosi pola hidup sehat (Rochadi, 2011). Edukasi yang diberikan kepada pasien dapat menjadi pelajaran yang dapat diterapkan tidak hanya semasa pengobatan, namun juga setelahnya, sepulang dari rumah sakit. Namun apabila edukasi yang diberikan tidak diterapkan dengan berkelanjutan sepulang dari rumah sakit, maka keberhasilan perawatan akan sia-sia karena pasien berkemungkinan untuk mengulang sakit yang sama di kemudian hari. Oleh karena itu penting bagi tenaga kesehatan untuk memberikan edukasi yang baik kepada pasien. 

Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai kondisi yang sedang dialami oleh pasien merupakan salah satu tanggung jawab perawat. Dalam prosesnya, setiap pasien tidak dapat disamakan dalam melaksanakan edukasi, hal ini dikarenakan latar belakang yang berbeda pada setiap pasien. Oleh karena itu, dalam memberikan edukasi perawat harus memperhatikan latar belakang klien agar bahasa yang digunakan dalam menjelaskan dapat sesuai dengan pemahaman klien. Memastikan agar pasien paham dengan edukasi yang diberikan merupakan proses yang harus terpenuhi sehingga apa yang disampaikan tidak hanya menjadi formalitas antara pasien dan perawat, salah satu tahap yang harus dilakukan adalah terminasi. Fase terminasi pada komunikasi terapeutik ditujukan untuk memastikan bahwa pasien benar-benar paham dan sejalan dengan penjelasan  yang diberikan. Dengan menjalankan fase terminasi, diharapkan agar pasien paham dalam mengambil keputusan yang tepat terkait kesehatan mereka. Selain itu, memastikan pasien paham mengenai edukasi yang diberikan termasuk dalam promosi kesehatan untuk mencegah pasien mengalami sakit yang sama di kemudian hari, juga memberikan pemahaman kepada pasien mengenai apa saja yang dapat memicu sakit.

Edukasi yang baik kepada pasien membutuhkan persiapan dan media yang memadai sehingga edukasi dapat tersampaikan dengan maksimal. Sebelum dilakukan edukasi, perawat perlu melakukan asesmen kebutuhan pasien dan keluarga, setelahnya perawat dapat melakukan edukasi sesuai dengan nilai, budaya, agama, dan sebagainya yang ada pada pasien. Dalam menyampaikan edukasi diperlukan media yang mendukung seperti website, leaflet, lembar balik, dan televisi, yang semuanya sebaiknya tersedia di rumah sakit. Idealnya di rumah sakit perlu adanya berbagai kegiatan edukasi yang disesuaikan dengan berbagai macam kondisi pasien. Misalnya untuk pasien yang tidak dapat meninggalkan tempat tidur diperlukan bedside health promotion, sedangkan untuk pasien yang dapat meninggalkan tempat tidur disediakan konseling kelompok yang mana sekelompok pasien akan diberikan edukasi serta diajak berdiskusi mengenai kondisinya. Lebih jauh lagi bahkan rumah sakit juga memfasilitasi adanya buku bacaan mengenai sakit yang dialami pasien agar dapat dibaca oleh pasien yang memungkinkan. Dengan tersedianya berbagai media edukasi di rumah sakit, pasien dapat memilih cara edukasi yang cocok dengannya. Selain itu, dalam pelaksanaan edukasi diperlukan pencatatan mengenai apa saja yang telah di edukasikan, hal ini dapat berfungsi untuk mengkomunikasikan kondisi pasien dengan tenaga kesehatan lainnya, serta mendukung apabila diperlukan edukasi lanjutan di waktu yang akan datang. 

Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hambatan yang menyebabkan edukasi tidak dapat berjalan dengan maksimal. Kurangnya pelatihan perawat yang mempengaruhi cara penyampaian informasi sehingga pasien sulit memahami edukasi yang diberikan. Ketidaksiapan perawat perawat dalam memberikan edukasi, hal ini menyangkut beberapa hal seperti kurangnya edukasi mengenai keterampilan edukasi pasien, beban kerja tinggi terlebih pada jam ramai pasien, dan keterbatasan jumlah perawat di suatu rumah sakit. Waktu yang terbatas dan beban kerja yang tinggi, di beberapa rumah sakit jumlah perawat terbatas sedangkan beban kerja yang ditanggungnya padat terlebih pada jam kontrol rumah sakit dimana ada banyak pasien yang harus dilakukan edukasi. Faktor eksternal perawat yang dapat menjadi hambatan pemberian edukasi adalah regulasi rumah sakit yang kurang mendukung terlaksananya edukasi yang maksimal. 

Secara umum, edukasi dapat dilakukan baik kepada pasien yang sedang menderita suatu penyakit maupun kepada masyarakat umum yang bertujuan untuk mencegah dan mendeteksi dini suatu penyakit. Edukasi berfungsi dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat yang berkelanjutan. Dengan adanya edukasi diharapkan dapat menghasilkan masyarakat yang peduli terhadap kesehatan tidak hanya saat sakit namun juga saat sehat serta dapat menerapkan gaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun