Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis yang terjadi sejak bayi berada dalam kandungan sampai lahir yang mengakibatkan anak terlalu pendek untuk usianya, yang baru tampak setelah anak berusia 2 tahun. Masalah Kesehatan anak merupakan permasalahan dalam bidang Kesehatan yang masih besar di Negara Indonesia.
Indonesia adalah negara dengan prevalensi stunting kelima terbesar atau sekitar 37% (hampir 9 juta) anak balita mengalami stunting. Angka stunting masih dianggap tinggi jika dibandingkan dengan standar WHO
Kegiatan yang dilakukan pada masyarakat Oleh Dosen beserta Mahasiswa prodi S1 Kebidanan, pada tanggal 6 Mei 2023 bertempat dikantor desa dengan cara tatap muka (luring) dengan peserta. Metode yang dilakukan antara lain:
1. Kegiatan yang pertama yaitu pembukaan acara yang dilakukan oleh Kepala Desa
2. Kegiatan yang kedua yaitu melakukan sosilaisasi tentang nutrisi bagi ibu hamil dan makanan yang bergizi
3. Kegiatan yang ketiga yaitu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal dan bergizi serta Pemantauan LILA ibu hamil
4. Diakhiri dengan penutup dan foto bersama
Hasil survei Secara global, diperkirakan 151 juta anak di bawah usia lima tahun (22%) mengalami stunting. Pada tahun 2018, dengan mayoritas terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Angka stunting di Indonesia mencapai 27,7% di atas toleransi WHO. Toleransi WHO terhadap malnutrisi adalah 10% dan stunting sendiri adalah 20%.
Sehingga stunting menjadi isu nasiona. Stunting di Provinsi Sulawesi Selatan lebih tinggi dari angka nasional yaitu sebesar 30,1% dan berada di urutan ketiga belas dengan prevalensi kejadian stunting pada balita tertinggi Indonesia. Sebanyak 13 kabupaten/kota dari 24 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan memiliki prevalensi stunting di atas angka provinsi. Stunting terendah di Kab. Luwu Utara (16,8%) dan Kab. Enrekang (44,8%)berdasarkan kondisi ini Bappenas menetapkan.
Provinsi Sulawesi Selatan sebagai wilayah konvergensi stunting dengan 11 kabupaten(Enrekang, Bone, Gowa, Takalar, Jeneponto, Sinjai, Selayar, Pangkep, Pinrang, Tana Toraja, dan Toraja Utara) sebagai lokus penanganan dan pencegahan stunting.
Salah satu faktor utama tingginya masalah stunting di Indonesia adalah buruknya asupan gizi sejak janin masih di kandungan (masa hamil), baru lahir, sampai anak berusia dua tahun. Terbatasnya pengetahuan ibu tentang pentingnya asupan gizi saat hamil dan persiapan gizi pada masa 1000 hari pertama kehidupan bayi, juga meningkatkan risiko anak mengalami gangguan pertumbuhan hingga menderita stunting