Berwudhu pakai air minum, seriusan? Terus mandinya gimana?!
Apa tempatnya sangat terpelosok? Gak ada air? Atau gimana? Ah pasti gak nyaman banget dong, air itu kebutuhan utama.
Kalau air aja tidak terpenuhi, lalu bagaimana dengan kebutuhan lainnya? Yakin bisa bertahan lama seperti itu?
Training For Trainers adalah sebuah pelatihan yang cukup lama saya tunggu, dikarenakan waktu pelatihan yang terus menerus diundur efek dari pandemi yang sedang melanda negri ini. banyak sekali hal yang harus di tunda dan bahkan di batalkan untuk bisa mengikuti pelatihan ini. selain itu keuangan juga sempat terguncang efek tidak ada pemasukan selama pandemi, namun lucunya itu tidak membuat saya benar -- benar menyerah pada pelatihan ini. saya masih merasa jauh lebih beruntung dari pada beberapa teman -- teman saya yang memang harus bekerja lebih keras untuk bisa mengikuti pelatihan ini.
Saat waktunya tiba, saya benar -- benar menjadi salah satu peserta TFT angkatan 6. Pengalaman TFT kali ini jauh dari dugaan saya sebelumnya. Ah, iya lupa, belum memperkenalkan diri ya saya? Em, teman -- teman biasa memanggil saya Husna, karna memang itu nama saya. Udah ya, kembali ke cerita tadi. Jadi, kami berencana berangkat lebih awal, ternyata malah terlambat karena beberapa alasan. Yaa, meski gak terlambat banget sih, karna masih sempat menata barang bawaan di dalam kamar. Saya bahagia saat tau orang yang sekamar dengan saya adalah sosok yang humble. Kita bisa menciptakan pertemanan tanpa banyak kepura-puraan. Saya juga bisa menjadi diri sendiri, tanpa harus banyak berbasa-basi.
Mmmm.. kita sering bangun terlambat, dan bahkan pernah telat sampai setengah jam masuk ke kelas. Nama kita sering dipanggil-panggil "Putri, Husna satu menit lagi" oleh Coach Tamal, dan paling parahnya ketika telat setengah jam pintu kamar digedor-gedor oleh Coach Inggrid. Karna memang jam pembelajaran cukup lama. 20-22 jam per hari. Namun hebatnya kami tidak merasa kelelahan sama sekali. Ya memang terkadang sedikit mengantuk ketika di kelas, tapi hanya sedikit saja, dan itu pun segera terobati dengan melihat wajah -- wajah lucu dari teman -- teman yang lain.
Tau nggak sih? Kita adalah peserta yang sering kecolongan nggak mandi lho. Bukan tanpa sebab, tapi karena airnya sering mati #haduh blaming wkwkwk. Air yang ada di Wisma tersebut bukan yang secara otomatis mengalir dari sumbernya, namun dengan sistem isi ulang. Jadi, karna kamar kita ada di bagian atas, maka lebih sering duluan kehabisan. Bahkan beberapa kali kita mengambil air wudhu dengan menggunakan air minum. Yaa..mau bagaimana lagi, karna gak ada air sama sekali di kamar mandi.
Saya dan Putri belajar untuk mengungkapkan apapun tanpa ditambah, tanpa dikurang, jujur apa adanya. Bahkan sebenarnya garis perjalanan hidup kita hampir sama. Lucunya kamar kita ada disebelah kamarnya coach Puguh. Jadi kemungkinan ketika kami teriak-teriak beliau bisa mendengarnya. Overall saya merasa sangat bahagia dipertemukan dan dibersamakan dengan mereka selama 8 hari. Saya juga bahagia dipersatukan dengan sosok seperti Putri dalam satu kamar. Meskipun sampai sekarang dia masih saja selalu mengeluhkan jika kita nggak punya foto bareng yang bagus satupun meskipun kita sekamar setiap hari. Padahal fotoku yang paling banyak adalah bersama dengannya. Sampai detik ini kita masih sering banget telfonan. Terkadang ketika dalam sehari kita tidak saling memberi kabar, Putri akan sedikit rewel dengan mengirimi chat super banyak dan juga emotion yang banyak pula. Yang intinya dia bilang, "kak kalau aku seharian gak chat kakak, ya kakak yang chat aku" Saking rindunya ya Yogya-Malang.
Berbicara prihal kegiatan, disana ada beberapa kegiatan yang membuat aku menemukan diriku yang lain. Menemukan keinginan yang lain. Salah satu kegiatannya adalah ketika kita diminta menunjukkan sisi lain dalam diri kita, sedangkan teman kita diminta untuk memberikan feedbacknya. Itu adalah kegiatan yang tidak terduga. Kegiatan itulah yang membuat aku sadar sisi lain dalam diriku. Oiya nama kegiatan itu adalah feedback session.
Saya berfikir ketika saya menjawab pertanyaan saya menemukan jati diri saya yang lain, dan itu yang membuat diri saya menjadi kacau. Tanpa sadar air mata terus mengalir. Bahkan mulut saya tidak bisa berkata-kata lagi. Sehingga saya tidak bisa menjelaskan dengan detail bagaimana sisi lain diri saya itu.
Ada yang tidak kalah menarik lagi kita juga diminta untuk menuliskan apa yang kita mau selama 30 tahun kedepan, WFO namanya. Dan saya menemukan sesuatu yang memang menjadi keinginan saya di tahun ke 30. Dan dari sekian banyak WFO yang saya tulis hanya satu yang benar - benar saya inginkan. Itu benar-benar saya rasakan! Kebahagiaan ketika memilikinya, ketika itu memang sungguh ada di dalam gengaman, seketika air mata mengalir begitu saja. Ya, air mata bahagia.