Team : Asmaul Husna,Dhea Tiara Sinaga,dan Viviana Angelina Pasaribu
Makhluk hidup memiliki beberapa ciri-ciri, salah satunya yaitu mengalami metabolisme, misalnya transportasi. Manusia dan tumbuhan memerlukan zat dari luar untuk kelangsungan hidupnya. Supaya dalam tubuh terjadi keseimbangan, maka diperlukan sirkulasi zat yang terjadi dalam gerakan sitoplasma atau dalam bentuk osmosis dan difusi. (Ulfa, H. L., dkk, 2020).
 sumber: materi.co.id
- PENGERTIAN OSMOSIS
Proses osmosis adalah proses pergerakan atau pemindahan molekul zat pelarut dari larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasinya rendah melalui selaput/membran selektif permeable atau semipermeable (Harahap, Fauziyah, 2012). Proses Osmosis ini akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut telah mencapai keseimbangan.
2. Â MEKANISME KERJA OSMOSIS
Mekanisme osmosis sederhananya dapat kita amati ketika kita memasukkan sel ke dalam air. Molekul air dapat bergerak ke dalam ataupun keluar tergantung konsentrasi zat terlarur. Sebagai contoh osmosis, ketika kita meletakkan sel tumbuhan ke dalam air garam (air laut), molekul air akan bergerak ke luar sel. Hal ini karena zat terlarut yang ada pada air laut bersifat hipertonik dibandingkan sel. Sebaliknya, ketika sel di air tawar (freshwater) maka molekul air akan masuk ke dalam sel. Hal tersebut karena air dalam air tawar bersifat hipotonik dibandingkan hipertonik.
Contoh peristiwa osmosis dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemukan seperti pada tumbuhan dan hewan. Pada tumbuhan, peran utama osmosis adalah dalam proses penyerapan air dari dalam tanah oleh akar. Konsentrasi cairan yang berada di dalam jaringan akar lebih pekat (hipertonis) dibandingkan larutan mineral di dalam tanah yang mengakibatkan air (pelarut) berpindah dari dalam tanah ke jaringan akar. (Sari, Y. P., dkk,2018). Dalam mekanisme kerja osmosis, diketahui bahwa tekanan osmosis sangatlah penting bagi sel khususnya sel tumbuhan. Ketika sel tumbuhan diletakkan di dalam larutan yang hipertonik.(berkonsentrasi larutan tinggi) maka sel tumbuhan akan mengerut. Semakin mengerutnya sel dapat membuat sel tersebut mengalami plasmolisis atau pecah.
Selanjutnya ketika sel tumbuhan diletakkan ke dalam larutan hipotonik dibandingkan sitoplasma sel tumbuhan, maka akan terjadi osmosis yang membuat sel kemasukan air dan mengembang sehingga menjadi turgid.Ketika sel tumbuhan berada pada larutan isotonik, osmosis tidak berhenti, melainkan terjadi pertukaran air yang setimbang antara keluar dan masuk sel sehingga diperoleh net atau hasil bersih sama dengan nol.Ketika sel tumbuhan berada pada larutan isotonik, osmosis tidak berhenti, melainkan terjadi pertukaran air yang setimbang antara keluar dan masuk sel sehingga diperoleh net atau hasil bersih sama dengan nol.