Mahasiswa merupakan salah satu unsur masyarakat yang turut aktif dan andil dalam partisipasi politik di Indonesia, terutama pada saat pemilu. Mahasiswa biasanya menjadi garda terdepan generasi muda dalam berkontribusi dalam pemilu Indonesia, Contohnya dalam Pemilu Indonesai 2024 yang akan mendatang.
Mahasiswa menjadi obyek yang menarik. Hal ini disebabkan mahasiswa mempunyai "ciri khas tersendiri" yang membuat ia menjadi berbeda dengan masyarakat lainnya. Ciri khas dari mahasiswa adalah selain ia mempunyai pendidikan relatif tinggi, mahasiswa juga sebagai "mahluk" yang "kreatif" dalam perilakunya, "dinamis" dalam melakukan pencarian dan pengembangan potensi diri, "kritis" dalam melihat dan merespon realitasnya dan memiliki idealisme yang cukup tinggi.
Banyak anak muda yang pesimis dan sinis dengan politik. Saya tidak bisa menyalahkan mereka. Kenapa tidak? Politik terlanjur diasosiasikan sebagai pusatnya berkelahi, fitnah, hoax, korupsi, politik uang, dan sebagainya. Kita harus melihat dari kaca mata yang lain dengan kaca mata optimisme. Bahwa politik bisa dilakukan dengan benar dan orang yang tepat akan menjadi sumber mereka dan kesejahteraan.
Partisipasi politik dalam sebuah negara merupakan sebuah hal yang substansial. Salah satu indicator demokrasi yaitu dengan tinggi atau rendahnya partisipasi politik.
Herbert McClosky menjelaskan bahwa partisipasi politik merupakan kegiatan masyarakat yang merujuk pada pengambilan bagian dari pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung, dalam proses pembentukan kebijakan umum.
Peran Mahasiswa Dalam Menyikapi Politik
Politik adalah suatu aktivitas yang dibuat, dipelihara, dan di gunakan untuk masyarakat untuk menegakkan peraturan yang ada di dalam masyarakat itu sendiri. Namun zaman sekarang politik itu lebih di artikan sebagai hal yang berhubungan dgn negatif seperti korupsi penggelapan dana demi kepentingan pribadi, tapi yang semua org tidak tau bahwa politik itu dapat membentuk masyarakat yang mandiri dan kritis, mendorong masyarakat yang sadar politik, serta meminimalkan konflik di tengah masyarakat.
Partisipasi aktif mahasiswa yang berkarakteristik akademis ideal dan kritis selaras dengan profil tugas pengawasan Pemilu: energik, cerdas, cermat, kritis, analisis, jujur, dan adil merupakan kemampuan yang dibutuhkan dalam pengawasan Pemilu. Semua itu tersedia pada diri mahasiswa. Apalagi berdasarkan catatan Pemilu 2019, penyelenggaraan Pemilu 2019 masih menyisakan masalah pelanggaran, kendati Mahkamah Konstitusi "menganggap sudah aman". Oleh karena itu, salah satu kelompok masyarakat yang strategis yang harus dirangkul Bawaslu dalam pengawasan partisipatif adalah mahasiswa.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pilihan pemilih pemula, di antaranya afilasi politik orang tua, figur tokoh dan identifikasi politik yang ada di lingkungan sekitar. Namun, pada era teknologi informasi yang tinggi seperti sekarang ini, media yang mereka gunakan pun dapat dipastikan dapat mempengaruhi mereka, terutama media sosial yang menjadi trend dan gaya hidup pemuda dan remaja. Partisipasi aktif mahasiswa yang berkarakteristik akademis ideal dan kritis selaras dengan profil tugas pengawasan Pemilu: energik, cerdas, cermat, kritis, analisis, jujur, dan adil merupakan kemampuan yang dibutuhkan dalam pengawasan Pemilu. Semua itu tersedia pada diri mahasiswa. Apalagi berdasarkan catatan Pemilu 2024, penyelenggaraan Pemilu 2019 masih menyisakan masalah pelanggaran, kendati Mahkamah Konstitusi "menganggap sudah aman". Oleh karena itu, salah satu kelompok masyarakat yang strategis yang harus dirangkul Bawaslu dalam pengawasan partisipatif adalah mahasiswa. Mahasiswa dapat diperankan dalam berbagai level, terutama pada level ujung tombak di tingkat TPS untuk menjadi bagian dari penyelamat penyelenggaran Pemilu 2024. Detik-detik puncak pertaruhan nasib rakyat Indonesia dalam lima tahun ke depan justru di TPS. Masa pencoblosan suara merupakan puncak pembuktian fair play bagi seluruh stakeholder dalam penyelenggaraan Pemilu, baik bagi KPU, Bawaslu, Pemerintah, Partai Politik, para calon legislatif dan tim kampanyenya, bahkan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Penyelenggaraan Pemilu 2024 diprediksi lebih berat karena tiga event penyelenggaraan Pemilu, Pemilihan Presiden, Pemilihan Anggota Legislatif, dan Pemilihan Kepala Daerah diselenggarakan pada tahun yang sama. Oleh karena itu, KPU dan Bawaslu tidak dapat bekerja sendirian, tetapi harus melibatkan seluruh rakyat, terutama kelompok-kelompok masyarakat stretegis. Mahasiswa merupakan bagian dari kelompok masyarakat strategis. Kendati secara kuantitatif jumlahnya sedikit, tetapi karakteristik akademis mahasiswa berpotensi besar untuk mendorong Pemilu 2024 menjawab asas LUBER dan JURDIL. Mahasiswa dapat diperankan sebagai pengawal penyelenggaraan Pemilu 2024 agar tidak terjadi lagi pelanggaran; tidak terjadi lagi korupsi politik, tidak terjadi lagi demokrasi mendua hati. Oleh karena itu, Bawaslu lah yang paling tepat meng-gandeng mahasiswa: membina konten, menguatkan kepercayaan, dan menempatkan menjadi pengawas partisipatif yang strategis, sehingga energi mahasiswa menjadi lebih berarti.
Daftar Pustaka