Mohon tunggu...
Asmari Rahman
Asmari Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Bagansiapi-api 8 Okt 1961

MEMBACA sebanyak mungkin, MENULIS seperlunya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

PLN, Dirut Baru dan TDL Baru

24 Desember 2014   18:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:33 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

“Mana mungkin seorang bankir ditunjuk menjadi dirut PLN, bisa kesetrum saya,” Ujar Sofyan Basri beberapa waktu sebelum ditunjuk sebagai Dirut PLN.

Perusahaan Listrik Negara (PLN) kini punya Direksi baru, Dirut PLN yang lama Nur Pamuji digantikan oleh mantan Dirut BRI Sofyan Basir, dan mantan komisioner KPK Chandra Hamzah ditunjuk sebagai Komisaris Utama.

Selaku direktur Utama PLN, Nur Pamuji sudah sejak lama mengajukan surat pengunduran diri, namun ditolak oleh Dahlan Iskan, Menteri BUMN waktu itu. Dahlan yang juga mantan Dirut PLN itu meminta Nur Pamuji bersabar sampai pada pergantian pemerintahan.

Tidak ada penjelasan lebih lanjut, mengapa waktu itu Nur Pamuji ingin mengundurkan diri, kecuali sekilas ucap dari Dahlan Iskan yang menyebut Nur pamuji merasa kesal, anak buahnya sudah bekerja mati-matian, siang malam memeras tenaga dan pikiran tetapi masih tetap dipersalahkan.

Dipersalahkan oleh siapa juga tidak jelas, ucapan dahlan Iskan itu hanya menyiratkan betapa beratnya beban Nur Pamuji selaku dirut PLN, meskipun sudah bekerja dengan benar namun tetap menjadi pesakitan karena terus menerus dipersalahkan.

Jika merujuk pada kondisi ril PLN saat ini, ada dua hal yang menjadi masalah akut di PLN, pertama aliran listrik yang sering padam, hidup mati tak beraturan dan kedua masalah tarif dasar listrik yang terus merus naik ditengah buruknya pelayanan terhadap konsumen.

Pemadaman listrik sudah barang tentu sangat merugikan publik sebagai konsumennya. PLN sebagai satu-satunya perusahaan yang diberi kewenangan untuk mengelola energi listrik menjadi pihak yang bertanggung jawab atas ketersediaan tenaga listrik, dalam kondisi apapun konsumen maunya listrik harus tetap nyala.

Sewaktu menjadi Dirut  PLN, Dahlan Iskan sudah banyak berbuat, wajah PLN yang dulunya buram berubah menjadi sedikit lebih terang, ada peningkatan pelayanan terhadap konsumen, namun tetap saja gagal mengatasi pemadaman yang tak beraturan, sehingga nama Dahlan Iskan dipelesetkan orang menjadi Dahlan Is Can’t.

Keluh kesah tentang hidup matinya aliran listrik yang tak beraturan ini sudah menjadi penyakit akut PLN sejak lama. Zaman terus berubah dan pemimpin negeri ini  datang dan pergi silih berganti, hitungan waktu kita merdeka sudah menginjak masa 64 tahun, namun PLN tetap saja seperti itu, tidak berubah dan aliran listrik padam tidak pernah teratasi.

Bila dikaitkan denga  masalah yang ada dengan penunjukan Sofyan Basir sebagai dirut PLN memang terasa agak janggal. Meskipun kita tau bahwa Penunjukan itu sudah melalui pertimbangan yang matang, namun tetap saja menyisakan pertanyaan, mau dibawa kemana PLN ini ?

Selaku menteri BUMN, Bu Rini tentu tidak asal comot saja, kitapun tidak meragukan kemampuan Sofyan Basir yang katanya pernah berhasil menakhodai BRI. Tetapi Sofyan sendirilah yang meragukan kemampuannya. “Mana mungkin seorang bankir ditunjuk menjadi dirut PLN, bisa kesetrum saya,” ujarnya beberapa waktu sebelum ditetapkan sebagai Dirut PLN.

Sofyan yang ragu dan takut kesetrum ini membuat konsumen bertambah gundah, jangan-jangan penunjukan Sofyan ini dimaksudkan untuk meningkatkan perolehan laba PLN. Karena PLN ingin meraup keuntungan yang sebesar-besarnya maka diperlukan tangan terampil seorang bankir, yang mengerti seluk beluk bisnis yang berorientasi pada keuntungan semata, sementara pelayanan dan hak-hak konsumen menjadi urusan belakangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun