Mohon tunggu...
Asmari Rahman
Asmari Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Bagansiapi-api 8 Okt 1961

MEMBACA sebanyak mungkin, MENULIS seperlunya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menyimpan Sampah

14 Desember 2014   09:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:20 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Dulu, (dulu sekali) dizaman  jayanya smokil*),  isi kantung Lung Bisar dipenuhi dengan Ringit. Bukan karena dia tak cinta rupiah, tetapi karena  ringgit sangat mudah didapat dan nilainya tak jauh beda dengan rupiah.

Dulu (masih pada zaman dahulu) dia diajarkan oleh Ustadz Karim agar hidup hemat dan tidak berfoya-foya, menyisihkan sebagian rezekinya untuk disimpan dibawah katil sebagai persiapan dihari tua kelak.

Dulu, orang belum terbiasa menabung di Bank, bahkan didusun tempat tinggal Lung Bisar belum ada Bank yang buka kantor, maka kasur dan katil menjadi salah satu tempat yang dianggap aman untuk menyimpan uang.

Kebiasaan mengantungi ringgit itu kemudian berubah ketika perniagaan antar negara terganggu oleh pergolakan yang dikenal dengan istilah konfrontasi. Sejak itu kejayaan Smokil tinggal menjadi kenangan, dan tabungan ringgit Lung Bisar mulai berkurang.

Sepuluh tahun kemudian, anaknya ingin melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, maka Lung Bisar menguras sisa ringgit yang disimpannya itu, hasilnya lumayan memuaskan, karena nilai tukar ringgit melonjak jauh diatas rupiah. Lung Bisar merasa lega karena upayanya berhemat berbuah manis dan menyenangkan.

Seiring dengan berjalannya waktu, kebiasaan Lung Bisar menyimpan uang dibawah bantal berubah pula dengan menabung ke Bank, yang dengan sendirinya pula uang yang ditabung itu bukan dalam bentuk ringgit tetapi rupiah.

Masa berganti, waktupun berlalu dengan cepatnya, Lung Bisar yang dulunya muda kini sudah menjadi renta, tubuhnya yang dulu kekar dan bugar kini sudah mulai dimakan usia dan digerogoti bergai macam penyakit.

Saat usia tua dengan segenap penyakit yang mendera itu pulalah ia kembali merasakan nikmatnya hidup berhemat dengan cara menabung, kebutuhan hidup dan biaya berobat bisa ditanggulangi dengan tabungan yang tersimpan di Bank.

Tapi alangkah kecewanya Lung Bisar, ketika dia sadar bahwa uang yang disimpannya dengan bersusah payah itu nilainya terpuruk jauh kedasar. Nilainya jatuh sekali, bahkan menurut berita berbagai media, rupiah termasuk salah satu dari uang yang tidak berharga, artinya menyimpan rupiah tak ubahnya seperti menyimpan sampah.

Note : Smokil = Penyeludup

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun