Mohon tunggu...
Asmari Rahman
Asmari Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Bagansiapi-api 8 Okt 1961

MEMBACA sebanyak mungkin, MENULIS seperlunya

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

BBM Naik, Rakyat Menjerit

28 Maret 2015   01:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:54 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Malam ini penyakit sulit tidur saya kembali kambuh, kantuk tak bisa diundang meskipun badan sudah dibaringkan dan mata sudah lama dipejamkan. Perasaan saya agak gelisah dan pikiran saya sedikit terganggu, penyebabnya tak lain adalah pengumuman pemerintah tentang naiknya harga BBM.

Kegelisahan saya yang pertama tentulah karena esok pagi saya harus menambah uang jajan anak karena dengan naiknya harga BBM berakibat pada naiknya ongkos angkot. Setelah anak saya berangkat sekolah giliran isteri yang datang kepada saya minta tambahan uang belanja, karena harga sayur mayur dan lauk pauk ikut melambung mengiringi naiknya harga BBM.

Itu baru satu masalah yang akan saya hadapi ketika bangun dari tidur esok hari, lain lagi persoalan berikutnya yang pasti datang menerpa menjelang siang dan sore hari, sementara penghasilan tidak ikut naik malah gaji yang diterima daya belinya semakin turun akibat naiknya harga BBM.

Pikiran saya menjadi terganggu, manakala melihat pemerintah membuat tentang harga BBM ini, sepanjang waktu harganya turun naik tak menentu, sehingga membuat saya sulit mengatur anggaran rumah tangga.

Dulu pemerintah berjanji, jika harga minyak dunia naik maka harga BBM dalam negeri akan ikut naik, demikian pula sebaliknya, namun malam ini pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM ditengah harga Minyak dunia sedang turun.

Memang 17 jam yang lalu, harga minyak sempat naik pada level USD. 58.14 perbarel, tetapi 12 jam kemudian harga minyak sudah turun kembali. Harga minya mentah Brent Nort Sea, yang selalu menjadi acuan harga minyak dunia turun dari harga sebelumnya USD. 58,14 per barel menjadi USD57,76. Sementara minyak mentah AS (WTI) turun USD1,05 di angka USD50,38 per barel.

Naiknya harga minyak sampai pada hari Kamis yang lalu itu tidak lain disebabkan adanya serangan Arab Saudi dan sekutunya terhadap Yaman. Pelaku pasar merasa khawatir pasokan minyak akan terganggu, namun ternyata perang Arab – Yaman itu tidak terlalu mempegaruhi pasokan minyak dunia dan dengan sendirinya pula harga minyak kembali turun.

Namun anehnya ditengah turunnya harga minyak dunia itu pemerintah Indonesia justeru menaikan harga BBM. Hal inilah yang mengganggu pikiran saya, peratama karena pemerintahan Jokowi telah ingkar janji dan kedua turun naiknya harga minyak ini benar-benar seperti tidak beraturan.

Kebijakan pemerintah soal harga minyak seperti sekarang ini sangat menggangu masyarakat golongan ekonomi lemah. Harga beras, sayur masyur dan lauk pauk ikut naik bersamaan naiknya harga BBM tetapi sulit turunnya walaupun harga minyak sudah turun.

Inilah yang membuat kepala rakyat miskin menjadi pusing, pemerintah cenderung panik dan reaktif terhadap harga minyak dunia yang berfluktuasi. Pemerintah sepertinya tidak punya perencanaan yang baik untuk mengatasi gejolak harga minyak dunia, sehingga terkesan seperti pedagang kaki lima yang ikut – ikutan menaikan harga barang bersamaan naiknya harga BBM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun