Kamu tau apa yang bisa menghancurkan harapan inikan? Ya kamu selalu tau. Sikapmu. Satu perubahan dalam sikapmu, itu bisa berdampak pada harapanku yang dulu melambung tinggi sekali.
Mantan, maaf kalau boleh tau siapa sekarang yang sedang menggenggam tanganmu? Ah ya, aku saja masih belum terbiasa memanggilmu mantan. Kamu? Mungkin bagimu itu pertanyaan bodoh. Tentu saja kamu bahagia. Tentu saja kamu sudah siap untuk perpisahan itu, mungkin jauh sebelum kata perpisahan itu aku ucap.
Kamu selalu saja bisa mengubah mood-ku. Kamu bahkan bisa mengubah warna duniaku. Beberapa detik saja kamu bisa mengubah apa yang sedang aku rasakan. Dan sepertinya perubahan itu selalu menguji kesabaran dan kesetiaanku.
Kamu pikir aku siapa? Apa pesan singkatku yang selalu aku kirimkan tidak pernah memenuhi kotak masukmu? Apa kamu tidak pernah bisa menulis kata “aku” dan “kamu” untuk menggantikan kata “lo” dan “gue” yang selalu kamu kirimkan untukku?
Lihat! Hal bodoh apalagi yang sedang aku lakukan? Air mata ini harusnya terjatuh bukan karenamu. Tapi lagi lagi, aku tidak pernah bisa menahan lelehan air mata ini jika menyangkut tentangmu.
Ohya, hal bodoh apapula yang sedang kamu lakukan sekarang? Pergi dengan dia. Mungkin kamu sedang khilaf saat ini. apapun yang kamu lakukan dengan wanita lain dimataku itulah hal terbodohmu.
Sekarang, lihatlah kebodohan yang kita lakukan bersama. Aku pikir sudah tidak ada kata kita lagi. Tapi ini nyata. Kita masih selalu ada. Kita masih selalu ada saat kita menganggap kalau “kita” tidak ada lagi. Kita bodoh saat berpura pura tidak terjadi apa apa. Padahal aku yakin kita tau sesuatu sedang terjadi pada kita.
Hal bodoh ini, kita tidak bisa menyatu lagi. Lihatlah, kita masih saja menyembunyikan perasaan kita satu sama lain. Atau mungkin hanya perasaanku. Sebisa mungkin aku terlihat tegar didepan mereka yang tersenyum iba karena perpisahan kita. Tapi aku harap kamu masih mengingatnya bahwa hanya dipundakmulah aku bisa terlihat kuat.
Mantan, jika seseorang indah itu bisa membuatmu memalingkan duniamu aku ikut bahagia. Jika seseorang indah itu sedang bersandar dibahumu sekarang aku pasti tersenyum. Jika seseorang indah itu sedang memelukmu aku akan berusaha tersenyum untuk merasakan kebahagiaan yang telah kamu dapat. Tapi jika seseorang indah itu merusak harapanmu, ingatlah bahwa disudut sini masih saja ada aku yang sedang menunggu. Entah untuk apa dan sampai kapan.
Kalau boleh aku katakan, aku tidak pernah melupakan namamu disetiap cerita panjangku dengan tuhan. Aku percaya bahwa tuhan telah merencanakan yang terbaik untuk kita. Mungkin saja kamu sedang tersesat sekarang. Pulanglah. Kamu harus tau bahwa akulah tempat terbaik yang selama ini kamu cari.
Untukmu yang masih saja melakukan hal hal yang menyakitkan. Untukmu yang mungkin saja seseorang disana sedang menggenggam tanganmu, dan seseorang lainnya tetap menggenggammu meski kamu memaksa melepaskan genggaman itu. Seseorang itu… aku.
dengan linangan air mata.
asmara :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H