Aku tau kalian akan mendekapku erat
Puluhan mata berbinar mengikatku kuat
“Apa kabar, kawan?” indah nian itu kalimat
“Selalu baik, selamanya baik” kita semakin hangat
.
Kopi hitam menyerbak mewangi dalam lingkaran
Kita tertawa lebar, menarik waktu masa silam
Apalagi yang kita bicarakan, selain hebatnya persahabatan?
Puluhan tahun, bahkan seabad, air waktu tak mampu menenggelamkan manusia malam
.
Tempat tertinggi manusia sudah pernah kita nikmati
Karena kita pendaki yang pemberani berwajah melati
Pun derasanya ombak yang berdebum menghantam karang
Simpulan kita erat. Hanya mampu menepikan ke pulau seberang
.
Kini aku datang membawa kepingan janji
Mari, satukan menjadi satu agar tahu sebuah arti
Seperti siang berganti malam, lalu menjemput pagi
Kita adalah waktu, kita adalah bulan, dan kita adalah matahari
.
Namun kita bukanlah syetan, apalagi Tuhan
Hanya anak manusia yang selalu berjabat tangan
Di kolong langit kita berangan menuju mega impian
Di atas bumi berkejaran selalu bergandeng tangan
.
Ah, rasanya aku harus pulang
Kopi kita tinggal ampasnya, asap pun tak lagi mengepul
Ada janji yang harus kutepati juga, sebagai manusia paham kata “hilang”
Lusa, kita akan seperti ini lagi, di bumi ataupun di taman langit. Kita pasti berkumpul.
Jogjakarta, 13 Mei 2015
#Untuk kalian sahabat hebat: Joharry, Moan, Jonny, Panji, Icha, dan Dita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI