Mohon tunggu...
Asmara Dewo
Asmara Dewo Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pendiri www.asmarainjogja.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sampaikan 3 Pesan Ini Pada Pendaki Pemula

26 September 2015   10:21 Diperbarui: 26 September 2015   11:02 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegiatan mendaki gunung bagi anak muda khususnya, menjadi hobi yang trend masa sekarang. Namun sangat disayangkan bagi yang pemula. Mungkin karena sekadar ikut-ikutan dari temannya, atau juga karena terobsesi film yang baru saja ditonton. Hal ini menyebabkan pendaki pemula tersebut sering sarah kaprah arti hakikat menjadi seorang pendaki. Akibatnya, bisa merugikan diri sendiri, oranglain, dan pada alam.

Kegiatan alam bebas ini dijadikan ajang bergengsi keren-kerenan bagi pendaki pemula, misalnya: mengukir nama dan komunitasnya di bebatuan, di pohon, dan di mana saja menurutnya itu keren. Selain itu, yang lebih parahnya memanen bunga adelwish atau yang biasa disebut bunga abadi. Wah ... seperti sudah menjadi seorang petani saja memasukkan bunga abadi itu di dalam cariel-nya. Dan kebiasaan buruk lainnya adalah membuang sampah sesuka hati. Ini tak hanya bagi pendaki pemula saja, namun yang sudah biasa bergelut dengan alam pun demikian halnya.

Jangan heran, sekarang gunung itu seperti pembuangan sampah umum. Malu sekali sebenarnya, yang mengaku pecinta alam, namun malah merusak alam itu sendiri. Andai gunung dan hutan bisa berbicara, ungkapan apa yang paling tepat bagi pendaki gunung yang bermental seperti itu? Ah ... jangan sampai alam marah pada kita, terutama kepada sang pendaki. siapa lagi yang akan menjaga kelestarian hutan dan gunung, jika bukan para pencinta alam bebas. Kalau hanya berharap kepada pihak petugas, tentu saja sampah yang tiap harinya bertambah di gunung tak akan mampu ditanggulangi oleh mereka.

Gunung adalah tempat kita berpetualang sambil bermain. Lalau keindahan apa lagi yang didapat jika banyaknya ukiran nama, coretan nama, dan sampah yang menumpuk di setiap sudutnya? Tentu saja menyesakkan mata bukan? Padahal, pendaki juga ingin menikmati keindahan alam dari Maha Kuasa. Tapi kenapa pula sebagian pendaki menodai ciptaan Tuhan yang begitu indah?

Ini adalah tugas kita bersama sebagai penikmat alam. Hendaknya bagi pendaki ''senior" yang mengajak teman baru untuk mendaki gunung, diberi pemahaman etika mendaki gunung. Itu sebagai pedoman baginya untuk menapaki kakinya di setiap jengkal tanah, akar belukar, bebatuan, hingga sampai ke puncak gunung. Kalau sudah ditanamkan sejak semula, mudah-mudahan pendaki baru tersebut akan selalu teringat jika bertindak sesuatu yang merusak alam.

Sampaikan padanya tiga pesan dari pendahulu pecinta alam ini:

1. Jangan ambil sesuatu, kecuali gambar. Maksudnya adalah seorang pendaki dilarang keras membawa pulang apapun bentuknya, baik itu: Bunga abadi, batu, akar pohon, bebijian, daun, dan lain sebagainya. Hanya boleh memotret apa yang menurut pendaki itu menarik. Jika suka dengan bunga abadi, cukup dipotret saja, jangan sesekali dipanen. Karena pendaki itu bukan petani yang menanamnya. Dan jangan pula berlebihan memotret di alam bebas, seperti ber-selfie yang membahayakan dirinya sendiri. Cukup sudah korban kecelakaan di gunung akibat suka ber-selfie.

2. Jangan meninggalkan sesuatu kecuali jejak. Maksudnya adalah seorang pendaki dilarang keras meninggalkan sesuatu, contohnya seperti meninggalkan sampah dan membuang sampah di sembarangan tempat. Bawa turun lagi sampahnya di dalam cariel, jangan mau isinya saja yang dibawa, namun harus pula kemasannya. Dan jangan pula meninggalkan teman kita di gunung, ini juga termasuk yang paling dilarang. Bersama memulai mendaki, bersama pula mengakhiri pendakiannya. Saling bertanggungjawablah terhadap sesama pendaki. Hadapi bersama! Apapun yang terjadi, jangan egois, dan menghianati teman sendiri.

3. Jangan bunuh sesuatu selain waktu. Maksudnya adalah seorang pendaki dilarang keras membunuh hewan dan mematikan tumbuhan, seperti merusak tumbuhan atau pepohonan yang mengakibatkan matinya pohon itu sewaktu-waktu. Karena itu pula seorang pendaki harus berprinsip menghidupkan, bukan malah mematikan.

Tiga pesan tersebut yang turun-temurun harus dipahami, baik dari teori maupun perilaku. Dan juga menyampaikan kepada pendaki pemula, yang mungkin mereka tak pernah mengikuti pendidikan dasar alam bebas. Jagalah alam bersama, agar alam pun menjaga kita sebagai manusia, khususnya para pendaki.

Sumber: http://asmarainjogja.com/index.php/2015/09/18/sampaikan-3-pesan-ini-pada-pendaki-pemula/

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun