Mohon tunggu...
Asmara Dewo
Asmara Dewo Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pendiri www.asmarainjogja.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

1 Dosa Penulis Senior

1 Oktober 2015   21:14 Diperbarui: 1 Oktober 2015   21:27 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada banyak buku yang mengajarkan bagaimana penulis pemula untuk menyadari dosa-dosa tulisannya. Namun, kita jarang sekali melihat buku yang mengajarkan kepada penulis senior agar sadar bahwasanya dia juga punya dosa. Nah, uniknya 1 dosa penulis senior melunturkan jutaan tulisan yang dibukukannya.

Kenapa bisa begitu? Ya, tentu saja bisa. Kita harus paham, menulis adalah kebebasan, karena tulisan adalah suara terindah dari anak manusia yang terabadikan. Tidak boleh dipaksa harus begini-begitu, apalagi melarang menulis. Jika seorang penulis senior begitu tindakannya, maka layaklah dilabeli: 1 dosa penulis senior.

[caption caption="Foto Dokumentasi Penulis"][/caption]

Sejak dulu bangsa ini sukanya budaya lisan, berbicara hal yang tidak penting, bergosip ria, saling berbisik satu sama lainnya. Seharian pula. Dan tak tanggung-tanggung saat ada berita yang cukup heboh, bisa berlama-lama menggosipkannya. Begitulah seterusnya budaya lisan ini, meghabiskan waktu yang sangat berharga.

Dan sekarang sudah saatnya berubah, tinggalkan kebiasaan budaya lisan (yang tidak penting). Mulailah dengan budaya tulisan. Tulislah apapun yag ingin ditulis, tulislah apapun yang ada di kepala dan hati, teriakkan sekeras-kerasnya dari goresan itu, tunjukkan pada dunia bahwa kita memang seorang penulis. Dengan begitu, posisi kita selalu terhormat daripada orang yang suka berkoar-koar tak berarti. Dengan begitu, posisi kita selalu gagah daripada orang yang suka berisik, apalagi bisa menimbulkan fitnah.

Siapapun di negeri ini, ataupun di sudut dunia manapun yang mulai bergelut di literasi, dan mencoba menuliskan buah pikirannya, baik dari fiksi maupun non-fiksi, lanjutkan perjuangan itu. Sekali kita memulainya, maka wajib pula kita mengakhirinya. Harus diingat pula tugas manusia adalah berjuang, kalah-menang itu hasil, yang mana terkadang hasil itu tidak mengajarkan, namun perjuangan itulah yang selalu mengajarkan.

Dan bagi siapa saja yang sudah merasa penulis senior, atau bermental sok senior. Sudah saatnya pula berubah, karena sungguh tak patut senior mematahkan semangat junior dalam belajar. Kewajiban seorang senior adalah membimbing, mengajarkan, memotivasi, menginspirasi, merangkul dengan kecintaan dan kesabaran. Bukan malah sebaliknya.

Hari ini mungkip cukup pula 1 dosa penulis bagi senior, dan jangan ditambah lagi! 2 dosa, 3 dosa, 4 dosa, 5 dosa, dan sampai 1001 dosa penulis senior. Tak ada dosa yang dirindukan, bukan? Jika ada, sungguh anak manusia yang keliru. Atau hanya permainan diksi hidup? Ah, sudahlah … dosa tak pernah ada baiknya. Semoga berlunturanlah dosa-dosa penulis pemula dan dosa-dosa penulis senior, serta dosa-dosa penulis bermental sok kuasa (sok mantap).

Kau penulis pemula, ada banyak tempat menulis jika dilarang! Jangan  bersedih, teguklah pahitnya larangan seperti meneguk madu lebah. Dunia ini sungguh tak sempit, bukan? Ada jutaan penulis yang mendukungmu, ada milyaran tempat menampung tulisanmu. Karena kau penulis, tugasmu adalah menulis, bukan meladeni manusiaa berisik lisan.

Sumber: Dosa Penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun