Saya pengagum Dahlan Iskan karena kekayaanya, pola pikirnya yang sangat pintar, kerja kerasnya yang luar biasa dan yang lainnya. Dalam hal ini saya sekedar pengagum bukan pengikutnya sehubungan dengan satu buah buku tentang transpalasi hati yang ditulisnya telah mengilhami banyak orang termasuk saya. Ternyata hidup mati seseorang itu adalah kuasaNya Tuhan.
Si Bolon adalah satu dari sekian banyak rakyat Indonesia yang menikmati kekayaan tidak melalui kerja keras yang sesungguhnya bekerja. Ia hanya pandai bicara membolak balikan fakta sehingga muncul kaidah bahwa yang salah belum tentu kalah dan yang benar belum tentu menang. Jargon yang paling sering terdengar "tidak ada kawan dan lawan abadi dalam politik, yang abadi hanyalh kepentingan" sehingga dengan modal banyak berkoar memperlihatkan kepintaran, mengalirlah rupiah karena bualannya tersebut.
Dahlan Iskan punya banyak perusahaan mentereng, sehingga ia tidak terlalu pusing dengan makan anak istrinya sementara si Bolon adalah OKB, berangkat ke Jakartanya aja numpang tiket gratisan dari partainya. Dahlan Iskan punya Jawa Post sehingga ia dengan mudah dapat menjelaskan apapun program kerja dan kegiatan kesehariannya dalam bekerja sementara si Bolon hanya bulak balik koranya milik Dahlan Iskan dan ngak pernah punya tulisan argumentatif tentang pekerjaannya. Nampak kebodohannya ketika sebuah statsiun televisi mewawancarainya bahwa ia punya segudang bukti tentang korupsi yang dilakukan Dahlan Iskan.
Sudahlah jelas mana yang bekerja benar untuk rakyat dan negara, dan mana yang bekerja untuk pasrta dan perutnya itu. Masih mau berlanjutkah pemangggilan itu Bang Bolon? Aneh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H