Dua bulan lalu di Bandara Schiphol;
Mencari cari tempat wudhu ngak ketemu, meski bertanya sama orang yang menggunakan kaefiyah, dia menggeleng dan sedikit angkat bahu. Mata menjurus pada OB, meski tidak paham dengan apa yang diucapkannya, sedikit bahasa tarzan ia menunjukkan ruang kecil yang bisa digunakan untuk solat dan menurutnya, lebih wudhu di dalam kamar mandi saja bos....hm hm entahlah dia ngerti kata bos dari mana tapi apa yang tunjukkan sangat membantu.
Pukul 18.30 waktu setempat, semua bergegas menuju gate nya masing masing. Ah inilah tujuan terakhir.... Indonesia......ya tanah air yang selalu memberikan rasa kangen, tidak hanya pada air kelapa mudanya, tapi pada semua yang telah mengantarkan ketika berangkat setahun lalu. Aroma pecel lele dan batagor ikhsan di Bandung sana membuat "galau" menjadi jadi. Rasanya ingin segera tiba.
18.40 Antrean tertata rapi, pramugari seksi sopan menyapa, masalah umur sepertinya seusia, hm merah bibirnya membuat semakin segan orang yang berada disampingnya"have a nice flight" ungkapnya sambil menyerahkan tiket, "thanks Lela" ucapku sambil menilik nama di dadanya. Akhirnya...selamat!
ups! ada kisah kecil ketika usai solat diruang kecil tadi; saat khusyuk "jama qashar" maghrib dan Isya, seseorang menyimpan tas kecil dekat pintu, tak sedikitpun curiga karena agama mengajarkan kita untuk tidak berbuat itu, selepas solat tiba tiba ada petugas "police" bandara menghampiri, meminta untuk ikut ke ruang khusus;
" please, open your shirt" dua orang petugas mengintogerasi.
"exusme? bahu sedikit kuangkat
"just do it!
ops, well well....something wrong telah terjadi batin ini bergumam.
"Turn...ok turn left....ok....wait just a minute's, sang police terlihat bercakap dengan police lainya di ruang satunya 10 menitan kurang lebih.
"ok sir....sorry for this situation, have a nice flight"