Saat aku menulis diary ini, aku merasa terharu dengan kenyataan ini yang mana segala harapaku sirna. Awal aku bertemu denganya ketika ibuku bertemu dengan mpok ijah, beliau adalah salah satu teman haji ibuku. pada suatu ketika ibuku yang tidak kuat berjalan yang mana senasib dengan mpok ijah yang tertatih-tatih dalam melangkah. mereka hanya mengandalkan jemaah yang lain untuk membantu ke tempat peribadahan. singkat cerita ibuku dan ibunya bercerita tentang pengalaman dan tentunya tentang anak-anaknya. disitulah awal tentang perkenalanku dengan dia. ibunya bercerita jika bahwa saya memiliki anak perempuan yang menitipkan doa untuk bertemu dengan jodohnya, sontak ibuku menjawab, saya juga memiliki anak laki-laki menitipkan doa yang sama. singkat cerita mpok ijah betanya pada ibuku bagaimana kalau kita kenalkan anak kita siapa tau mereka cocok dan darisanalan saya memulainya, ketika saat itu,aku sering telponan sama dan memintaku untuk mampir kerumahnya untuk berkenalan dengan dia.
Awal bertemu dengan dia!
Suatu hari,dengan perasaan yang gundah, akupun memberanikan diri untuk menemuinya dengan nniat yang baik. setelah bolak balek bertanya dimana rumahnya, 1 jam kemudian akupun menemukan rumahnya yang berada di belakang masjid. Akupun tidak cukup kuat menemuinya yang akhirnya aku menunggu zuhur di masjid dan meminta doa supaya diberikan kemudahan dan mengurangi ketegangan. Dengan penuh keyakinan, akupun berhasil berada di depan rumahnya dan mengucapkan salam , ayahnya keluar dan langsung bertanya , nak mau c ari siapa? saya pun menceritakan bahwa saya adalah anak dari teman mpok ijah yang saat ini sedang berada ditanah suci. saya pun dipersilakan masuk kerumahnya, dan bercerita tentang pengalaman dan kondisi ibu di tanah suci,setelah 10 menit duduk bersama ayahnya, dia pun datang membawa kopi dan snak sebagai suguhan. dia pun bertanya tentang maksud kedatanganku,akupun menjelaskan bahwa kedatanganku untuk silaturahmi, btw dia saat itu adalah seorang guru P3k dan Saya guru honorer. Karena situasi, akupun tidak bisa berbicara berlama-lama denganya, ya karena ada bapaknya wkwkwk. akupun mengambil kesempatan meminta no whatsapp saat dia menghantarku pulang.
Menjalin Hubungan!
saat itu akupun cepat nyambung sama dia,karena satu profesi diskusinya tentang pendidikan gitu, mulai dari permasalahan anak didik,cara mengajar, bahkan karena dia seorang penulis puisi, akupun sempat terharu dengan bait-bait puisinya. dalam hubungan kita, sesekali kita membahas tentan agama, kemandirian, dan visi kedepanya, aku selalu mengemukakan apa yang menjadi  tujuan kedepannya. disaat itu, hadirnya kecocokan antara dia dan saya, meskipun kita jarang bertemu kami mencoba yakin bahwa kami tidak akan berkhianat. kami selalu berkomunikasi tentang pekerjaan dan karir kedepanya hingga  pada suatu ketika dia menantangku untuk bertemu dengan keluarganya dan ibu,bapaknya tentang keseriusanku, awalnya aku sangat tegang dan gemetran untukk berkata bahwa aku menginginkanya di depan keluarganya, dengan modal dan niat, akupun datang menemuinya dan mengatakan segala isi hatiku di depan keluarganya, dan pada saat itu dia mengatakan padaku,iya aku akan menjawabnya setelah kamu ikut tes P3k.
Kepergianya!
 saat itu dimana saya selalu di tekankan untuk selalu belajar agar bisa menjawab soal,akupun mengiyakan dengan penuh semangat,dan kami berjanji untuk mengurangi komunikasi via wa dengan tujuan fokus belajar. Seatu yang tidak kuingingkan pun terjadi, apa yang ku cita-citakan sirna karena masa kerjaku tidak terpenuhi pada saat pendaftaran P3k. dengan tangisan yang terbalut pada kekecewaan  aku pun menangis dan bercerita padanya, Dia pun memberiku semangat untuk terus berjuang,bersabar dan ikhlas. hingga suatu ketika akupun tidak bisa menghubunginya, telepon ku tidak pernah direpon sampai saat ini, aku selalu bertanya apakah dia meninggalkan ku karena aku tidak memiliki harta, keterjaminan hidup. Akupun merasakan begitu sakitnya hati ini ketika sudah jatuh cinta  dan ditinggal begitu saja tanpa adanya alasan.Â
Self Motivation
Meskipun demikian aku tidak mau menyerah begitu saja, aku harus bangkit dari kepergianya dan berjuang demi masa depanku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H