Mohon tunggu...
Asma Nadia
Asma Nadia Mohon Tunggu... -

Writer of 46 books (Ummi, Emak Ingin Naik Haji ,Rumah Tanpa Jendela etc), Mother of 2 young writers, Publisher, Traveler, Motivator www.tokoasmanadia.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perjalanan Rindu

12 Mei 2012   22:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:23 2437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1344156008686579887

“Jika Bunda meninggal dan aku kaya, aku mau makamkan bunda di ka’bah, atau di samping Rasul.” Kalimat sekonyong-konyong Adam, beberapa hari lalu membuat saya tersentak. Saya pandang wajahnya. Tak ada jejak keraguan, pesimisme atau kekhawatiran akan keinginannya. Letupan tersebut khas anak-anak, yang tak banyak memiliki batasan dalam bermimpi. Tulus hanya ingin memberi sesuatu bagi sang bunda. Dalam pikirannya pun, mungkin kata kaya yang dia sebutkan terkait biaya pemakaman di luar negeri versinya atau kekuasaan. Sepertinya Adam mengerti tanah suci sebagai tempat yang memiliki arti khusus bagi umat Islam. Percakapan serius antara saya dan Adam tentang tanah suci, bermula di akhir tahun 2007 menjelang keberangkatan haji. Saya dan suami mengkondisikan anak-anak, mencoba memberi pemahaman sederhana tentang ibadah haji. Sebulan sebelum berangkat, saya menulis cerita pendek  berjudul Emak Ingin Naik Haji -satu dari 13 cerita yang kini ada di dalam buku Ummi. Baik si kakak yang saat itu sudah lebih besar, maupun adiknya, ikut membaca cerpen tersebut. Mungkin dari sana si bungsu melihat betapa berartinya ka’bah bagi banyak orang tua, juga ayah dan bundanya. Tetapi, benarkah ia mengerti baitullah sebagai pusat kerinduan umat islam? Benarkah ia memahami mengapa nyaris setiap kita, yang telah sampai ke sana, berharap dan berdoa untuk bisa kembali? Sebelum berangkat haji, sejujurnya saya tidak habis pikir, apa yang membuat seseorang pergi haji begitu sering. Sementara wajibnya hanya sekali. Tindakan yang saat itu saya nilai egois, sebab dengan keberangkatan berkali-kali, seseorang telah mengurangi quota haji jamaah Indonesia yang begitu terbatas. Tetapi ketika pertama menapak Masjidil Haram, dan pandangan terpaut pada bangunan persegi dalam naungan kain hitam dan hiasan keemasan itu, saya menangis sejadi-jadinya, tersungkur lahir batin pada kemuliaan bangunan sederhana itu. Seterusnya, prosesi thawaf dan sai, keberadaan di masjidil Haram, yang membawa kesadaran pada berbagai peristiwa penting hamba-hamba pilihanNya, bukan mengakhiri, justru menambah kerinduan. Apalagi setelah sampai ke Masjid Nabawi. Bergetar bibir saat mengucapkan salam kepada Rasulullah SAW. Terguncang hati membayangkan kilatan-kilatan siroh, jejak cinta begitu besar untuk umatnya. Dan sebelum thawaf wada, saya tahu, rindu itu tak pernah selesai. Allah, sungguh saya ingin kembali. “Kenapa Adam memilih ka’bah? Kenapa Adam ingin bunda dimakamkan di sana?” Duh, orang lain mungkin akan tertawa mendengar percakapan musykil ibu dan anak ini. Tetapi saya ingin memahami alur pikirannya. Alasan di balik keinginan ajaib itu. Kami berbaring bersisian. Sang kakak masih belajar di kamar lain, saat saya menemani si bungsu di tempat tidur. Hitam bola matanya lurus menatap saya saat menjawab. “Sebab menurut Adam ka’bah itu tempat mulia. Sebab menurut Adam, itu tempat yang paling bunda cintai.” Rasanya air mata ingin jatuh. Dan kerinduan untuk sampai ke rumahNya kembali, mendesak-desak. Di luar pelajaran dan hikmah berhaji maupun umroh yang telah dibahas di banyak buku, kepergian ke tanah suci mengasah saya memaknai banyak hal, antara lain kesabaran dalam mencintai. Bagi yang masih bertarung dengan rindu dan tak mengerti kapan tiba masa ke baitullah, semoga tak surut harapan. Beberapa kali perjalanan ke tanah suci kian membuka mata saya. Sungguh, seseorang sampai ke sana bukan karena popularitas, kekayaan atau kehebatannya, melainkan murni karena Allah mengundangnya. Kembali ke persoalan rindu, saya tidak lagi menghakimi mereka yang berhaji berkali-kali. Sebab kerinduan serupa, kini juga saya miliki. Tetapi batasan wajib haji yang sekali, juga tak ingin saya lebihkan. Kecuali bagi pembimbing haji, atau pihak yang memang terkait, alangkah bijak jika rindu pribadi, tidak mengurangi kesempatan orang lain yang belum lagi menjejak tanah suci. Dan jalan rindu yang lain telah Allah bukakan: umroh, untuk mereka yang telah berhaji, atau ingin lebih dulu berumroh sebagai persiapan berhaji. Barangkali pun, kelapangan yang Allah berikan, sebagian adalah titipanNya agar kita berbagi kebahagiaan dengan sosok-sosok saleh di sekitar: ustadz dan ustadzah, pegawai, guru, anak didik, sahabat, marbot masjid atau siapa saja, ke baitullah. Agar rindu yang menjelma mimpi dari mereka yang saleh, menemukan bentuknya. (insya allah Utsmaniyah Tours masih mengadakan umroh bareng Asma Nadia 16-24 februari dan 16-24 Maret 2013. Saya meneruskan informasinya dari mereka sbb: Paket Umroh silver JT FEB-MEI 2013. Dp 5 jt, Pelunasan sebulan sblm keberangkatan. Htl *4 (dkt tempat ibadah) pswt Saudi arabian airlines Air no transit (ada beberapa pilihan maskapai lain dan rute ke jeddah dulu), 2 x manasik, cover asuransi takaful,menu sehat 3 x sehari, + perlengkapan ekslusif. Berminat Daftar? kirimkan : Nama lengkap-umur-alamat email-FB- tlp & domisili. Ke 081282210742 Pin 2759BA65. Cantumkan kata "Paket Umroh Silver JT". nanti akan diemailkan keterangan lengkapnya. Jazakumullah khoir. Semoga niatan ibadah kita dipermudah Allah. Jika masih ada pertanyaan bisa follow di twitter @umrohutsmaniyah. Catatan tambahan saya tentang umroh bersama Utsmaniyah tours bisa dilihat di https://www.facebook.com/notes/asma-nadia/catatan-umroh-agar-perjalanan-mahal-tak-sia-sia-dan-lebih-menjernihkan-hati/10150993493932579). Semoga info ini mempermudah rekan, paling tidak dalam mempertimbangkan biro umroh. Salam)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun