Mohon tunggu...
Asma Fajar Ahadiati
Asma Fajar Ahadiati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jangan terlalu mandiri untuk pulang, sebelum kau di jemput oleh-Nya

Selanjutnya

Tutup

Horor

Bermain bersama 'Mereka'

3 Juni 2024   16:12 Diperbarui: 3 Juni 2024   16:17 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Aku seorang siswi SMP kelas 7 kala itu, aku bersekolah di salah satu SMP yang berada di kotaku. Hari ini adalah hari Selasa, di tahun 2017. Pagi berjalan seperti biasa, tidak ada keanehan, tidak ada yang menyenangkan. Hingga bel berbunyi dan mata pelajaran seni budaya di mulai. Guru seni budaya ku bukan hanya sekedar guru biasa, namun beliau dikenal bisa berkomunikasi dengan 'mereka'. Karena aku dan teman-teman sekelas merasa pagi itu adalah pagi yang membosankan dan terlihat muram, guru ku menyarankan untuk bermain, dan beliau meminta kami untuk memilih, apakah akan ikut dalam permainan ini atau tidak. Beberapa temanku menyetujui permainan tersebut, dan sebagian tidak, karena mereka takut akan hal-hal tersebut. Sebagian siswa yang tidak ingin mengikuti permainan, mereka disarankan untuk melihat dari luar saja. Setelah hanya tersisa beberapa siswa, akhirnya permainan tersebut dimulai.

Diawali dari permainan memotong ujung korek yang telah dibakar menggunakan rambut, kata beliau "saya mau meminta 1 relawan untuk saya ambil sehelai rambut" temanku mengangkat tangannya, namun guru ku ini hanya dari kejauhan dan mengucapkan kata yang tak ku ketahui dan beliau mengulurkan tangan, seolah-olah ingin menerima sesuatu dari 'mereka', guruku berkata "Ini sudah ada rambutnya di tangan saya, sekarang saya akan melilitkannya di ujung korek yang udah dibakar", dan setelah itu, guruku melilitkannya dan menarik dengan kencang. Tiba-tiba beberapa temanku yang bisa melihat atau merasakan kehadiran 'mereka' berteriak, aku bertanya kepada salah satu temanku yang bisa melihat 'mereka'. "Kamu kenapa?" dia menjawab "Tadi waktu rambutnya ditarik, ada kepala terbang keluar jendela" aku dan teman-temanku yang mendengarnya seketika terkejut, tak percaya. Setelah semua tenang guruku melanjutkan permainan, "Baik, sekarang kita melanjutkan ke permainan ke dua yaitu mengisi tempat korek api yang kosong" guruku mengambil tempat korek api kayu dari sakunya dan mengeluarkan semua isinya. "Sudah kosong ya, sekarang dengerin" guruku menggoyang-goyangkan tempat korek api tersebut, kami memang melihat tempat korek api itu kosong, tapi setelah digoyangkan kami mendengar seolah-olah tempat itu ada isi di dalamnya. Kami semua terkejut akan hal itu dan guruku pun melanjutkan ke permainan ke tiga. "Oke, ini permainan terakhir saya akan menyatukan kembali potongan korek api yang didalam sapu tangan ini" guruku sembari mengeluarkan sapu tangan dari sakunya, dan meminta 1 relawan lagi untuk mematahkan korek api kayu, lalu setelah korek api kayu tersebut dipatahkan, guruku seolah memanggil 'mereka' dan temanku yang bisa melihatnya dia berkata "Ada sesuatu di pojok atas", guruku yang mendengar hal itu bertanya "Siapa yang diatas? Apakah tubuhnya besar?" temanku pun menjawab "Iya pak" guruku kembali berkata "Oke, kita panggil aja Mr. G ya. Sekarang korek api kayu yang sudah dipatahkan akan saya sambungkan kembali". Guruku seperti membaca mantra, tapi entah apa yang beliau katakan. Temanku berbisik "Di sebelah pak guru ada seseorang" Setelah itu guruku selesai menggabungkan korek api tersebut dan membuka bungkusan sapu tangan yang digunakan, dan semua yang ada didalam kelas pun terkejut dengan korek api yang telah dipatahkan ternyata sudah menjadi utuh kembali.

Permainan selesai, dan hari itu terlewati seperti hari biasa. Di keesokan harinya, kelas ku terasa berbeda dari biasanya, dan teman-teman ku yang bisa melihat/merasakan kehadiran 'mereka' mulai menunjukkan sikap yang aneh, ternyata temanku mengalami kesurupan dan berakhir dipanggilkan guru agama untuk melakukan ruqyah kepada teman-teman ku. Karena hal itu, aku dengan teman-teman satu kelas akhirnya dipindahkan kelasnya ke lab fisika dilantai bawah. Hari berikutnya ternyata kelas ku masih saja di rukyah dengan mendatangkan tokoh agama dari luar sekolah ku, ada 4 hari setelah permainan itu aku dan teman-teman sekelas ku pindah ke lab fisika, itu berarti 1 minggu itu aku berada di lab fisika yang sebenarnya sama aja seramnya.

Setalah itu kami kembali ke kelas dengan suasana yang menurutku sedikit berbeda dari sebelumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun