[caption id="attachment_243321" align="alignleft" width="193" caption="Aktif, Kreatif, Progresif, Inovatif"][/caption]
Dove World Outreach Center, sebuah gereja di Gainesville, Florida, AS, rencananya akan menjadi tuan rumah “Hari Pembakaran Al Quran Internasional” dalam memperingati 9 tahun tragedi serangan 11 September 2001 atau yang lebih dikenal dengan kejadian WTC. Sumber: X. Gereja ini bahkan telah mempromosikan peringatan tersebut di website dan situs jejaring sosial milik mereka. Sumber: W. Menurut Pastor Terry Jones, yang belum diketahui secara pasti berasal dari Aliran Kristen apa ini, Islam adalah setan, yang menyebabkan jutaan orang masuk neraka. Itu adalah agama menipu, itu adalah agama kekerasan dan itu terbukti (Lewat Peristiwa WTC). Sumber: X.
Kemungkinan Sikap Pemerintas AS atas Aksi Pembakaran Alquran
Meski menentang rencana pembakaran Al Quran oleh sekte Dove World Outreach Center di Florida, pemerintah Amerika Serikat tak bisa melarangnya. "Menurut konstitusi kami, semua orang punya hak mengekspresikan pendapat dia sendiri," kata Asisten Atase Kebudayaan di Kedutaan Besar Amerika Serikat Arend C. Zwartjes, di Bandung, Kamis (2/9). Sumber: Z.
Menurut Arend, negaranya memiliki dua kebebasan, yaitu beragama dan mengekspresikan diri. Dia mengakui diantara dua kebebasan itu akan muncul konflik. "Mungkin kalau di Indonesia pemerintah bisa campur tangan, tapi di Amerika dilarang," ujarnya di sela diskusi tentang Islam di Amerika di perpustakaan Institut Teknologi Bandung, Kamis (2/9).Sumber: Z.
Campur tangan pemerintah atau kepolisian, kata Arend, dimungkinkan jika sekte tersebut melakukan tindak kekerasan. Saat ditanya apakah pembakaran kitab suci termasuk kekerasan atau bukan. Arend mengaku tidak tahu. "Saya bukan pakar hukum dan tahu hukum di Florida,"katanya. Sumber: Z.
Apa yang disampaikan Arend di atas, bahwasanya kemungkinan pemerintah AS tidak akan mengangkat kasus itu (pembakaran Alquran) ke masalah hukum, bukanlah tanpa dasar, karena ini mengacu dengan demokrasi liberal yang ada di AS. Demokrasi liberal (demokrasi konstitusional) AS, sebagaiman telah sedikit disinggung oleh Arend, memiliki perbedaan dengan sistem demokrasi pancasila yang dianut oleh Indonesia.
Sebagai tambahan, demokrasi liberal adalah sistem politik yang melindungi secara konstitusional hak-hak individu dari kekuasaan pemerintah. Adapun demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong yang ditujukan pada kesejahteraan rakyat, yang mengandung unsur-unsur berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi pekerti luhur, berkepribadian Indonesia dan berkesinambungan, atau dengan kata lain demokrasi Pancasila tidaklah bersifat mutlak melainkan harus diselaraskan dengan tanggung jawab social. (diolah dari pelbagai sumber)
Sikap Umat Islam atas Aksi Pembakaran Alquran (masih sedang saya pelajari dan saya kembangkan)
Mengetahui kemungkinan pemerintah AS tidak akan mengambil kebijakan hukum atas aksi pembakaran Alquran, lalu yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana dengan sikap umat Islam, khusus yang di Indonesia atas aksi tersebut?
Menyikapi aksi pembakaran Alquran oleh beberapa umat Kristen di Amerika Serikat, maka penting akan dua hal: pertama, demokrasi liberal, dan kedua, agama dan penganut agama.
Pertama, demokrasi liberal, sudah dijelaskan di atas, dengan demikian umat Islam jangan tersulut atau terpancing dengan melakukan tindakan-tindakan anarkis, sehingga justru akan merembet kemasalah yang lebih besar. Juga, umat Islam, khususnya yang ada di Indonesia tidak lantas kemudian melakukan aksi pembakaran Injil dengan alasan yang sama seperti di AS, ini demi menghormati demokrasi pancasila sekaligus menghormati umat Kristen yang ada di dunia yang juga mengecam adannya tindakan aksi pembakaran Alquran. Dengan demikian, caranya kemungkinan, umat Islam sepertinya dalam menuntut pemerintah AS lebih diarahkan kepada kebijakan moral, karena apabila memaksanya di wilayah hukum kayaknya lumayan sulit.
Kedua, agama dengan penganut agama adalah beda. Agama, khususnya Islam dan Kristen, di masing-masing kitab yang menjadi pedomannya, tidaklah mengajarkan untuk melakukan kekerasan kepada agama lain, namun justru agar mengasihi. Sedangkan penganut agama adalah seseorang yang sedang mempelajari agamanya, dengan membawa kepentingan-kepentingan yang berbeda-beda. Ada penganut beragama yang benar-benar serius dengan agamanya sehingga benar-benar mendalami agamanya sendiri karena keikhlasan atas kepercayaannya, adapula yang terlihat serius mendalami agamanya sendiri hingga menjadi tokoh agamawan namun membawa kepentingan (politik) pribadi yang merusak agamanya sebagaimana yang dilakukan oleh pemuka agama dalam mendorong aksi pembakaran Alquran, dll. Memahami ini, maka yang penganut suatu agama dikatakan oknum bukan agama. Dengan demikian, umat Islam Indonesia dalam mengambil tindakan jangan sampai merusak toleransi atau kebhinekaan yang mulai terbangun, karena Islam melarang kejahatan dibalas dengan kejahatan.
___________________________________________
Salam toleransi total....
Salam revolusi damai....
(Gembel Jalanan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H