Mohon tunggu...
asma erika
asma erika Mohon Tunggu... -

saya adalah asma

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

"Untukmu Agamamu dan Untukku Agamaku" yang Sering Salah Kaprah

10 Juli 2013   17:20 Diperbarui: 27 Agustus 2020   20:27 34073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surat Al-Kafirun (sumber: alislam.id)

Beberapa waktu belakangan, sering sekali kalimat "untukmu agamamu dan untukku agamaku" yang merupakan terjemahan dari ayat Al-Qur'an digunakan rekan-rekan kompasianer dalam beberapa hal, kadang di kolom komentar ataupun artikel.

Seringkali ayat ini digunakan untuk membenarkan pendapat beberapa kelompok, misalnya pembenaran untuk membiarkan kemunkaran yang terjadi, asal kita tidak melakukannya.

Pertanyaannya, apakah penggunaan ini sudah tepat? Seperti apakah penggunaannya yang tepat? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang membuat penulis penasaran dan mulailah pencarian mengenai tafsir ayat tersebut.

Mempelajari tafsir ternyata tidak seperti mempelajari kalimat biasa. Kita tidak boleh menelan mentah-mentah ayat tersebut saja, tapi kita harus tau hubungan dengan surat di mana ayat itu berada, sebab turunnya surat, kaidah bahasanya, dll.

Ternyata tidak semudah itu mempelajari tafsir. Inilah yang menyebabkan generasi sahabat dan alim ulama tidak sembarangan menukil ayat dalam pembicaraan mereka. Berikut  merupakan rangkuman catatan para ahli tafsir yang penulis baca, yaitu Ibnu Katsir dan buya Hamka.

"Untukmu agamamu dan untukku agamaku" atau "Bagimu agamamu dan bagiku agamaku" adalah terjemahan ayat terakhir dari surat Al-Kaafiruun, "Lakum diinukum waliyadiin".

Surat ini merupakan surat yang diturunkan di Makkah dan ditujukan untuk kaum quraisy yang kafir, yang tidak mau menerima seruan dan petunjuk kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW kepada mereka.

Karena Rasulullah begitu kuatnya tekad dalam menyebarkan Islam, padahal sudah begitu kerasnya siksaan kafir quraisy terhadap beliau, kaum quraisy pun memikirkan cara lain untuk menghentikan dakwah Rasul. Bermusyawarahlah para petinggi Quraisy untuk mencari metode menghentikan beliau.

Cara damailah yang mereka pilih. Mereka mendatangi Rasulullah SAW dan dan menawarkan suatu usul.

"Ya Muhammad! Mari kita berdamai. Kami bersedia menyembah apa yang engkau sembah tetapi engkau pun hendaknya bersedia pula menyembah yang kami sembah, dan di dalam segala urusan di negeri kita ini, engkau turut serta bersama kami.Kalau seruan yang engkau bawa ini memang ada baiknya daripada apa yang ada pada kami, supaya turutlah kami merasakannya dengan engkau. Dan jika kami yang lebih benar daripada apa yang engkau serukan itu maka engkau pun telah bersama merasakannya dengan kami, sama mengambil bahagian padanya."

Inilah sebab turunnya surat Al-Kaafiruun. Sesudah kejadian itu, Allah menurunkan surat ini sebagai jawaban atas tawaran kafir quraisy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun