Kemarin siang (19 September 2013) Saya mendapatkan sebuah pesan singkat yang mampu membuat hati Saya senang. Berikut Saya ketik kembali.
“ Tutik, ini ada lowongan tapi harus bayar dana dukungan 5 juta, dana tersebut nanti akan dikembalikan sekitar 2 bulan plus gaji. Kalau kamu mau, ini nanti akan jadi karyawan tetap. Wd****”
Dengan ekspresi cerah nan setengah gelisah, Saya membalasnya. “ masa sih jadi karyawan tetap?”
Tak lama nomor tesebut menghubungi Saya. Awalnya suara teman Saya yang menjawab, namun dengan segera dia memberikan hp-nya kepada temannya. Dia mengaku kepada Saya dengan nama Dwi. Saya pun dengan leluasa bisa menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan informasi lowongan itu. Ternyata si orang yang Saya ajak bicara adalah rekan kerja teman Saya. Sudah empat tahun keduanya menjadi teman sejawat. Kesimpulan dari pembicaraan ini adalah Saya minta waktu untuk bermusyawarah dengan keluarga Saya. Mengenai apapun hasil keputusan Saya nanti, akan Saya sampaikan kepada teman Saya. Karena saat itu Saya memang hanya dirumah sendiri.
Usai telepon ditutup, Saya segera mencari informasi tersebut di internet, karena batas akhir lowongan tersebut adalah hari Jumat 20 September 2012. Saya teringat tentang sebuah alamat dari perusahaan tersebut. Saya lalu mengetik alamat tersebut di google. Apa yang muncul dalam layar 10” milik Saya? Saya menemukan banyak kata yang bercetak tebal, seperti kata kunci yang Saya ketik, namun hasilnya tidak ada yang sesuai harapan Saya. Ohya Saya teringat ucapan orang yang Saya ajak bicara tadi, kalau perusahaan ini baru akan dibangun, jadi belum punya situs web resmi. Saya belum menyerah dan masih mencari.
Saya mengetik nama perusahaan tersebut. Memang tidak ada situs web resmi perusahaan yang Saya cari. Namun ternyata yang muncul adalah situs milik sisminbakum, alias system administrasi badan hukum. Tidak ada informasi apapun, kecuali nama perusahaan tersebut dan sebuah nama notaris. Di halaman tersebut tidak tertera alamat lengkap seperti yang disampaikan orang tadi, hanya tertera kota dan tahun 2012 (penafsiran saya, tahun tersebut adalah tahun dimana perusahaan tersebut, entah dalam hal apa meminta bantuan kepada notaris tersebut). Saya masih penasaran.
Satu informasi lagi, kalau perusahaan tersebut adalah anak perusahaan dari PT. N Group dan PT. T yang bekerja sama. Saya lalu mengetik kata kunci PT. N Group, muncul sebuah situs resmi perusahaan tersebut. Perusahaan tersebut bergerak dalam bidang retail mobil di daerah Kalimantan tengah dan Kalimantan selatan sejak tahun 1987 hingga 2005. Setelah itu tidak ada lagi rekam jejak perusahaan tersebut, karena memang situs itu sudah kedaluwarsa. Saya berpikir, mungkin kebetulan saja nama perusahaannya sama. Toh kata orang tadi, perusahaan yang dia maksud bergerak dalam banyak bidang, ada peternakan, perdagangan, industri.Saya kembali ke halaman awal pencarian.
Saya buka sebuah komunitas perusahaan yang sudah saya cari-cari dari tadi. Ternyata itu di jejaring social facebook. Tahun 2012 akun terssebut bergabung dengan facebook. Tak ada status apapun yang muncul dari akun atas nama perusahaan itu. Yang bergabung dengan komunitas itu pun baru 37 orang. Tapi….tunggu ada sebuah akun yang menulis status di dinding akun perusahaan tersebut. Tertanggal 6 juni 2013. Tiga kali akun orang tersebut menulis status yang isinya menanyakan tentang perusahaan itu bergerak dalam bidang apa dan dibawah pimpinan siapa. Namun tiada satupun status atau balasan yang muncul. 13 agustus 2013, ada sebuah status dari akun orang yang berbeda. Tidak memberi keterangan apapun kepada Saya, karena orang tersebut menulis kalimat yang tidak penting alias iseng.
Kembali ke pencarian. Saya mengganti kata kunci yang berbeda. Namun hasilnya belum ada yang memuaskan dan valid. Bahkan saya pun berjelajah ke google maps dengan mengetik alamat yang dimaksud. Tidak ada informasi apapun mengenai perusahaan tersebut. Oh…
Saya sampai pada kesimpulan akhir, kalau informasi dari teman Saya adalah informasi yang tidak dapat dipercaya. Informasi yang bisa merugikan saya. Mungkin banyak orang yang sudah mengalami hal serupa dengan cerita saya dan menganggap hal ini adalah hal yang biasa terjadi. Namun dari pengalaman Saya, semoga kita menjadi lebih logis dan bijak dalam menerima informasi serta lebih dulu berpikir dan menyelidiki, mencari bukti-bukti kebenaran sebelum akhirnya mengambil keputusan. Semoga kita tidak salah mengambil keputusan. Apalagi pada jaman sekarang ini, banyak orang yang memperjualbelikan pekerjaan. Tak peduli skala kecil atau besar, rahasia atau buka-bukaan, kaum elit atau kaum jelata. Individualisme dan kapitalisme semakin merajalela.
Semoga bermanfaat.
Selamat berjuang Indonesiaku!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H