Mohon tunggu...
Aslan Z
Aslan Z Mohon Tunggu... -

kata itu energi semesta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Malam Pertama, Malam Derita ???

2 Oktober 2010   09:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:47 4055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_276437" align="aligncenter" width="500" caption="seberapa besarkah pesona cinta ?"][/caption]

Setelah mengucap ijab kabul dan berlelah dalam acara resepsi atau perjamuan. Pasangan pengantin baru memasuki permulaan baru. Hidup milik berdua. Apa yang dinanti dengan penuh debar? Tidur bersama untuk kali pertama di sebuah malam. Malam pengantin baru, penuh kisah berbumbu. Harap-harap cemas. Bisa tidak ya dilalui dengan mulus? Apa harus punya persiapan khusus?

Di kampung saya di tanah Sulawesi, ada dua kisah dimana malam pengantin berjalan di luar dugaan suami isteri yang baru menikah.

Kisah pertama. Berbekal ‘semangat 45’ sang pengantin pria menemui malam itu dengan hati berdebar. Menjelang tengah malam, peristiwa itu pun terjadi, setelah melewati ‘ritual’ wajib, mulailah pada menu utama. Namun alangkah kecewanya hati ternyata sang wanita pujaan telah terjamah oleh ‘pengunjung’ lain sebelum dirinya. Esoknya tanpa ba bi bu, si lelaki lalu mengambil kata putus, talak satu, cerai. Tentu dua keluarga besar mereka sempat geger, heboh, ketegangan memuncak. Hampir saja terjadi pertikaian berdarah. Namun setelah duduk berembuk dengan semangat kekeluargaan, melibatkan tokoh agama setempat. Keputusan lelaki tadi akhirnya dapat diterima dengan damai oleh kedua belah pihak. Ini disepakati sesudah adanya pengakuan jujur dari si wanita bahwa memang dahulu ia pernah terlanjur berbuat jauh.

Kisah kedua terjadi pada pengantin yang lain di malam pertama pula. Si lelaki mulai melancarkan jurus-jurus maut, segala teori dari buku-buku diamalkan dengan sempurna. Hasil berguru dari orang-orang tua kampung pun telah diterapkan. Selang beberapa lama, si gadis gelisah, sangat gelisah, begitu gelisah. Aksi dari lelaki yang tadinya pelan merayap membuatnya melayang, kini sekejap berubah menjadi rasa tersiksa, apa pasal ?

Setelah malam pertama itu, hari-hari berikutnya suami isteri baru itu terlibat diskusi panjang. Tepat seminggu usia pernikahan, mereka memilih bercerai. Apa bercerai? Kenapa sesingkat itu? Usut punya usut terungkaplah bahwa sang lelaki tak bisa mengeksekusi malam pertama dengan indah, si lelaki mengidap penyakit yang paling menakutkan bagi seluruh lelaki dewasa di dunia. Apa itu? Impotensi, ya lelaki tadi tak sanggup (maaf) ereksi, sehingga tentu tidak mungkin mampu melakukan penetrasi dengan mengesankan. Ia gagal menjadi lelaki.

Wah..wah.. Ternyata malam pertama bisa jadi malam pertama dari sebuah derita. Setidaknya bagi kedua pasangan tadi. Entah itu menurut khalayak pembaca...?

Salam.

foto dari google

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun