Mohon tunggu...
Aslan Z
Aslan Z Mohon Tunggu... -

kata itu energi semesta

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Suci Nian Kisah Itu

31 Desember 2012   12:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:44 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tepat pukul 12:15 aku duduk di kursi H-1 twenty one
ku tak kuasa berita kiri kanan genit menggoda
cerita Habibie Ainun, lelaki yang singkat waktu jadi presiden negeri
berderet apresiasi dan tanya untuknya ketika berkuasa,
aku tak peduli itu,
ingatanku terlempar jauh ke masa silam,
guru olahraga sekolah dasar, seorang wanita, mengangkat tubuhku tinggi-tinggi agar ku dapat menatap Habibie Ainun dari jarak berpuluh meter di belakang kerumunan orang
memadat penuhi lapangan tengah kota ketika Habibie Ainun bertandang ke kota kecil kami.
kini, di tengah antrian orang-orang, kebanyakan anak muda di bioskop modern, aku terasing,
tersihir oleh pesona kisah, berputar di antara dua anak manusia
aku terkenang antrian BBM di SPBU, lambat, tapi semua tenang, hikmad resapi sepi
waktu merayap, lambat sekali…
dalam gedung, sebuah cerita panjang puluhan tahun, jerman, bandung, jakarta dilipat dalam kerlap alur yang dimampatkan
silih berganti mencuri tatap mata dan telinga.
aku ingin bertanya, kenapa pare pare tempat benih bertumbuh tak disinggung sedikitpun
oh pare pare, industri film tak menganggapmu punya arti, tanah yang begitu dicintai oleh Habibie
perih hati ini,
waktu 1 jam lebih, Habibie Ainun jadi topik yang tak tuntas, serupa buku yang kehilangan lembaran lembaran penting.
penonton pulang dengan mata berair, hanyut oleh sungai rindu yang mengalir ke teluk cinta
si jenius dan si gula pasir.
Habibie Ainun, suci nian cinta itu….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun