Mohon tunggu...
Aslan Z
Aslan Z Mohon Tunggu... -

kata itu energi semesta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Abraham Samad di Mata Najwa

22 Desember 2012   06:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:12 1316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Acara Mata Najwa off air di baruga Andi Pangerang Pettarani Universitas Hasanuddin Makassar 21 Desember 2012 bertajuk ‘Pemimpin Bernyali’ menghadirkan empat tokoh nasional : Jusuf Kalla, Mahfud MD, Dahlan Iskan dan Abraham Samad. Acara ini dipadati ribuan mahasiswa Unhas dan masyarakat umum yang memenuhi seluruh kursi dalam Baruga, sebagian duduk melantai dan sisanya berdiri dari awal hingga selesainya acara.

Araham Samad ketua KPK mengeluarkan pernyataan kurang lebih begini, dalam pemberantasan korupsi dia akan memperlakukan semuanya sama di hadapan hukum, walaupun itu saudara atau teman sekampung tetap akan diproses. Lalu kemudian Abraham menukilkan satu riwayat ketika Rasulullah menegaskan untuk adil dan tidak pandang bulu dalam penegakan hukum bahkan jika sekiranya puteri beliau Fatimah mencuri maka tangannya akan dipotong. Pernyataan lain dari Abraham bahwa secara pribadi dia setuju dengan penerapan hukuman mati bagi pelaku korupsi.

Setelah acara usai, penulis lalu menuju daerah pintu tengah baruga Pettarani yang menjadi pintu keluar para tokoh tadi. Di lokasi tersebut, terlihat sesuatu yang “beresiko” dalam pandangan awam penulis, betapa siapapun dapat dengan mudahnya menemui Abraham untuk berjabat tangan atau pun mendekat, tidak tampak pengawalan yang super ketat terhadap Abraham. Sementara lazim diketahui sepak terjang Abraham dalam pemberantasan korupsi bukan tidak mungkin menghadirkan resiko dan ancaman serius terhadap keselamatan diri. Sepatutnya beliau mendapat pengamanan yang ekstra ketat, jika memungkinkan diberi pengamanan seperti standar yang diberlakukan terhadap presiden dan wakil presiden.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun