Mohon tunggu...
Aslamuddin Lasawedy
Aslamuddin Lasawedy Mohon Tunggu... Pemerhati Masalah Ekonomi, Budaya dan Politik

Open minded and easy going

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Pertama Yang Begitu Tulus

23 April 2025   04:52 Diperbarui: 23 April 2025   04:52 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

SORE itu,  angin sepoi-sepoi berhembus lembut, menggoyangkan dedaunan pohon flamboyan, tempat Roy dan Lia biasa duduk bersama. Sejak kelas tujuh, mereka sudah berteman, dan kini di penghujung kelas sembilan, ada sesuatu yang berbeda di hati mereka---sesuatu yang sulit terucapkan, tetapi nyata, indah, dan mendebarkan di dada. 

Lia adalah gadis ceria, selalu tersenyum dan penuh semangat. Sementara Roy, l pendiam, dan lebih suka mendengarkan daripada berbicara. Namun, entah bagaimana, mereka berdua sangat cocok dan saling melengkapi.

Roy selalu ada untuk Lia. Saat Lia terlambat datang ke sekolah dan lupa membawa sarapan, Roy tanpa ragu membagi bekalnya. Saat Lia menangis karena nilai ulangannya jelek, Roy tidak menasehati atau menghakimi, hanya duduk di sampingnya sampai ia merasa lebih baik.

Suatu hari, saat festival sekolah, Roy melihat Lia berdiri di depan panggung, menunduk dengan wajah muram. Ia tahu Lia kecewa karena gagal menjadi juara lomba menyanyi yang sudah lama ia impikan.

Roy tidak banyak bicara, ia hanya menyodorkan sebatang cokelat yang tadi ia beli diam-diam. "Aku tahu ini nggak bisa bikin kamu juara, tapi setidaknya bisa bikin kamu sedikit lebih senang," katanya pelan.

Lia tersenyum tipis, menerima cokelat itu dengan mata berkaca-kaca. "Roy, kenapa kamu selalu baik sama aku?"

Roy mengangkat bahu. "Karena kamu temanku. Dan aku ingin kamu selalu bahagia."

Lia terdiam, menatap cokelat di tangannya, lalu menatap Roy. Saat itu, ia menyadari sesuatu---perasaannya untuk Roy bukan lagi sekadar persahabatan. Ia menyukai Roy, bukan karena hadiah kecil atau perhatian yang selalu diberikan, tetapi karena ketulusan yang tidak pernah meminta balasan.

Namun, Lia tidak mengatakannya. Ia tahu, cinta yang tulus tidak selalu harus diucapkan. Kadang, cukup dengan merasakannya. Pun menjaga perasaan itu tanpa berharap lebih, seperti yang selalu Roy lakukan untuknya.

Dan waktu terus berputar.
Sejak saat itu, Lia berjanji dalam hatinya---ia akan selalu menjaga Roy, sama seperti Roy menjaganya, dengan cinta yang tulus tanpa syarat.(*) 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun