“Sebelum Sidang, Hafitd dan Assyifa Mendapatkan Roti dari Ibu Ade Sara”
Tertarik aku melihat judul tulisan ini di kompas sore ini,aku juga mengikuti kasus pembunuhan ade sara yang dilakukan mantan kekasihnya dan pacarnya walau hanya lewat membaca ,kadang ada rasa jengkel rasa sedih rasa ikut dendam dengan pembunuh pebunuh keji ini,walau mereka masih muda tapi kelakuaknnya sudah di batas kewajaran dalam menyiksa dan membunuh ade sara yang tak lain adalah mantan pacar dan teman mereka tapi tanpa ampun mereka mengabisi nyawanya dengan kejam dan tanpa perikemanusiaan, pasti banyak orang juga punya perasaan yang sama dengan apa yang saya pikirkan saat melihat perkembangan persidangan ini dan mengikuti kasus dari ini.
Tapi dilain sisi ibu kandung dari ade sara yaitu ibu Elisabeth memperlihatkan ketulusan hati seorang manusia yang tabah dengan semua cobaan yang diberikan Tuhan,siapa yang bisa menerima saat anak tunggalnya di bunuh oleh orang lain anak yang sangat di kasihi dan di sayangi anak harapan satusatunya dalam perkawinan mereka, tapi beda dengan ibu satu ini sedih? Jelas tapi dia menyikapinya berbeda sengan yang lain yang mungkin di dunia ini cukup susah mencari orang seperti ibu ini,dari awal mengetahui kematian anaknya Sesuatu yang tentunya sangat membuat hati kita teriris perih adalah ketika Ibunda Ade Sara di depan jenasah anaknya yang tunggal sambil tersenyum berujar kepada jenasah Ade untuk memaafkan perbuatan pelaku."Ade yang tenang di sana, mama sudah maafin Hafid dan Sifa, Ade juga maafin mereka ya dan ini tidak hanya sekedar dimulut saja ibu Elisabeth membukikan semua ucapannya Dan saat ketemu dengan kedua pembunuh anaknya, Ibu ini berkatà sambil tersenyum, "Ibu tidak dendam pada kalian, kalian masih boleh panggil saya mama, dan saya percaya setelah kalian menjalani hukuman kalian akan menjadi anak-anak yang baik.ditengah duka yang mendalam masih aja bisa bicara begitu sama pembunuh anaknya,kalau rata rata orang dah di cakar cakar tuch mukanya (sabar asko gak usah esmosi hehehehe)
Kedua orang tua ade sara juga selalu setia mengawal sidang demi sidang kasus pembunuhan anaknya tetapi yang luar biasa mereka gak ada sama sekali sikap yang memeperlihatkan kalau mereka dendam dengan kedua pambunuh ini,mereka selalu bersikap baik prinsip mereka Cuma berharap keadilah saja untuk pembunuh anak mereka,dan sikap ibi Elizabeth tetap tidak berubah sama kedua remaja pembunuh ini mereka tetap bersikap seperti ibu teman mereka,dan hari ini dalam persidangan lanjutan,ibu elisabet sempat membawakan roti dan air mineral buat dua pembunuh anaknya bisa dibayangkan betapa herannya dua pembunuh ini menerima pemberian ibu dari orang yang sudah mereka bunuh.sebuah ketulusan yang luar biasa masih sempatnya mikirin orang laen,orang lain yang harusnya di benci dan di hujat karena tindakannya,satu pelajaran berharga yang bisa di tarik dari ketulusan ibunda ade sara bahwa manusia tidak punya hak untuk menghakimi oranglain biarlah yang kuasa yang akan memberikan teguran atau hukuman.doa kami ibu untuk ade sara bahagia di surga kamu pasti tersenyum bahagia melihat ketulusan bundanmu yang selelu memiliki ketulusan hati dan doa doa terindah buatmu,dan buat ibu elisabet semoga senantiasa di beri kekuatan dan kesehatan Dia punya rencana terindah buat ibu sekeluarga amien
untukmu:yang di surga,dibumi dan di penjara
Ketulusan hati bukan hanya teori
Tapi terangkum dalam wujud nyata
Ibu Elisabeth memberikan pelajaran
Pelajaran tentang cinta dan ketulusan
Rangkaian doa untukmu ade sara
Bahagia selalu di taman surga
Ketulusan bunda senantiasa membawa cinta
Tak ada yang bisa menandinginya
Untuk sang durjana
Kembalilah ke jalan yang nyata
Siapkan hati untuk menanggung semua
Bertobatlah dalam jeruji penjara
Asko 28oct2014
Mau bacaberitanya disini: http://megapolitan.kompas.com/read/2014/10/28/14481401/Sebelum.Sidang.Hafitd.dan.Assyifa.Mendapatkan.Roti.dari.Ibunya.Ade.Sara
Sumber gambar : http://ruangpsikologi.com/kesehatan/mengenal-memahami-karakteristik-psikopat/
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI