Mohon tunggu...
Askarim
Askarim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Dari Hati untuk hati dan menyenangkan hati

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.3 (Mengembangkan Pembelajaran Studi Lapangan untuk Membangun Nalar Kritis Murid dengan Menerapkan Paradigma Inkuiri

8 Mei 2024   22:30 Diperbarui: 8 Mei 2024   22:33 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar kanvas BAGJA

Salam guru penggerak, tergerak, bergerak dan menggerakkan. Dalam pembahasan kali ini penulis tertantang kembali untuk mengaktualisasikan mengenai potensi diri dalam membangun visi yang tepat bagi murid. Namun sebelumnya kita mengejewantahkan akan prakarsa perubahan lebih lanjut.

Maka penulis perlu mengupas terlebih dahulu mengenai paradigm inkuiri apresiatif dan bagaimana memprakarsai perubahan dengan merumuskan menggunakan model BAGJA, secara umum paradigma inkuiri apresiatif adalah suatu pandangan yang melihat sisi nilai positif yang dapat di terapkan sehingga tidak mengeliminasi esensi yang lebih utama dari pendidikan itu sendiri. 

Paradigma ini menitiberatkan pada suatu pendekatan sisi postif stakeholder suatu organisasi. Dimana  domainnya pada pencarian nilai-nilai positif dalam organisasi atau individu untuk memunculkan perubahan yang berkelanjutan. Jadi ada dua pokok utama dalam hal ini yaitu eksistensi lembaga itu sendiri dan langkah keberlanjutan dari organisasi tersebut.

Tentunya berangkat dari hal tersebut elegannya sebuah managemen tidak terlepas dari actor yang menjalanjannya, maka koneksitas tersebut terjalin dengan erat karena pada pribadi guru itu sendiri, dimana muaranya adalah guru agen terdepan dari perubahan itu sendiri. Maju mundurnya pendidikan tergantung dari gurunya itu sendiri.

Dalam paradigma Inkuiri Apresiatif kita akan digiring dalam suatu bingkai koneksitas terstruktur karena guru harus memiliki kekampuan paripurna dalam menjalin kemitraan positif dengan sekitarnya, selain itu guru harus mampu menjadi role model bagi muridnya itu sendiri dalam bingkai kehidupannya. fokus pada nilai-nilai positif dalam pekerjaanya dan suguhan pembelajaran dari praktik terbaiknya dan pada akhirnya siswa akan termotivasi akan ekosistem yang dibangun oleh guru tersebut.

Adapun design dalam pendekatan paradigma inkuiri apresiatif yaitu menggunakan model perubahan B-A-G-J-A dengan tahapan seperti berikut, yaitu: Tahap pertama, Buat Pertanyaan Utama. Di tahap ini, Anda merumuskan pertanyaan sebagai penentu arah penelusuran terkait perubahan apa yang diinginkan atau diimpikan. 

Tahap kedua, Ambil Pelajaran. Pada tahapan ini, Anda mengumpulkan berbagai pengalaman positif yang telah dicapai di sekolah dan pelajaran apa yang dapat diambil dari hal-hal positif tersebut. Tahap ketiga, Gali Mimpi. Pada tahapan ini, Anda dapat menyusun narasi tentang kondisi ideal apa yang diimpikan dan diharapkan terjadi di sekolah.

Di sinilah visi benar-benar dirumuskan dengan jelas. Tahap ketiga, Jabarkan Rencana. Di tahapan ini, Anda dapat merumuskan rencana tindakan tentang hal-hal penting apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan visi.Tahapan terakhir, Atur Eksekusi. Di bagian ini, Anda memutuskan langkah-langkah yang akan diambil, siapa yang akan terlibat, bagaimana strateginya, dan aksi lainnya demi mewujudkan visi perlahan-lahan.

Untuk lebih menguatkan dalam pengenewantahan model pendekaan paradigma inkuiri apresiasif tersebut penulis terlebih dahulu menguatkannya dengan mengangkat visi "Terwujudnya Murid Yang Bernalar Kritis Serta Kompetitif Dalam Dunia Global". Dengan prakarsa perubahan Terwujudnya nalar kritis murid dengan pembelajaran studi lapangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun