Miris, betapa miris kalau kita mendengar berita pembunuhan ini, seorang anak yang masih sangat belia, berusia kurang lebih 11 tahun diculik dan dibunuh oleh dua remaja di Sulawesi Selatan, motivasinya lebih sadis lagi yaitu untuk mendapatkan ginjal si korban.
Motivasi yang terbetik di benak para pelaku ini muncul setelah mendapatkan informasi dari sebuah website atau situs yang konon menerima donor ginjal dan sanggup membayarnya dengan uang yang tidak sedikit, hal itulah yang dianggap menggiurkan bagi kedua remaja tersebut.
Terlepas dari latar belakang kedua pelaku remaja itu yang katanya berasal dari keluarga yang miskin, perbuatan jahatnya tidaklah dapat dibenarkan dalam norma apapun, baik norma agama, susila, maupun hukum.
Para pelaku ini sepatutnya dihukum seberat-beratnya, meskipun ada kemungkinan hukumannya bakal dipotong karena mempertimbangkan usia kedua pelaku yang masih dibawah umur, tapi jangan sampai jika keduanya masih hidup saat masih bebas kelak, masih berpotensi mengulangi perbuatan kejinya lagi, itu sebaiknya harus jadi perhatian kita semua, termasuk para hakim yang kelak akan memutus perkara ini.
Ada satu hal juga yang menggelitik, yaitu adanya situs atau website yang membuka kesempatan adanya donor ginjal dan menghargainya dengan mahal. Keberadaan situs atau website ini harus ditelusuri, apabila situs ini resmi maka juga wajib ikut serta mempertanggungjawabkan karena informasi yang diberikan dapat mempengaruhi orang lain untuk melakukan perbuatan jahat. Kalau perlu pengelola yang memposting informasi itu juga harus diseret ke pengadilan, supaya menjadi pelajaran bagi pengelola situs lainnya untuk tidak sembarangan memposting informasi serupa.
Menurut beberapa informasi, situs ini adalah Yandex, mesin pencari asal Rusia, di mana dalam situs itu menginformasikan harga jual organ manusia yang nilainya tidak main-main, hingga jutaan dolar AS.
Dan bilamana situs ini illegal, maka pihak kepolisian tetap harus mengusut dan memperkarakan agar membuat jera mereka. Selain pihak kepolisian, pemerintah, terutama instansi yang bertanggungjawab menyelenggarakan pengawasan terhadap semua situs yang ada di Indonesia harus lebih selektif lagi memeriksa setiap situs yang ada, dan berusaha lebih maksimal lagi dalam mencegah masuknya situs illegal seperti situs jual beli organ manusia ini.
Memang tidak mudah, tapi kasus ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua, baik dari pemerintah, masyarakat, dan keluarga, agar dapat memfilter semua informasi menyesatkan yang berpotensi membahayakan generasi anak-anak kita. Intinya jangan sampai peristiwa ini terulang kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H