Mohon tunggu...
Askar Iskariot
Askar Iskariot Mohon Tunggu... Lainnya - belum bekerja

masih kecil

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jika Hamka Hidup Zaman Modern

20 Desember 2022   15:01 Diperbarui: 20 Desember 2022   15:12 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap orang adalah produk zamannya, tidak terkecuali Hamka, dirinya yang lahir dan besar saat terjadi proses revolusi masyarakat yang berproses dari bangsa terjajah menjadi bangsa merdeka, dan dari bangsa tradisional mengarah ke bangsa modern, akan merasakan banyak sekali pertentangan-pertentangan antara nilai dan norma lama menghadapi nilai dan norma yang baru. Masyarakat Minang dan Sumatera Barat, tempat asal beliau, masih lekat sekali akan nilai-nilai tradisional yang matrilineal, meskipun sempat coba digoyang saat perang Paderi, nilai-nilai adat tersebut masih cukup kokoh tertanam di sana.

Hamka sendiri mengalami suatu peristiwa menyakitkan yang akan membekas lama dalam hidupnya, yaitu diceraikannya ibundanya oleh ayahnya, Haji Rasul, karena harus mengikuti adat istiadat saat itu. Itulah yang menyebabkan Hamka dalam banyak cerpen dan novelnya, sering menggambarkan pemberontakan terhadap nilai adat, perlawanan kepada aturan-aturan adat yang dianggapnya banyak merugikan para pemudanya yang ingin maju dan dinamis.

Kalau zaman modern seperti sekarang, mungkin sudah tidak relevan mengenai ide pemberontakan terhadap adat istiadat, karena sudah tidak sekaku dan seketat zaman dulu, generasinya sudah jauh berbeda, di mana para orang tua zaman sekarang, bukanlah orang tua yang masih menjunjung aturan adat, bahkan tidak sedikit yang lebih menyukai konsep demokratisasi dalam keluarga masing-masing.

Sebaliknya zaman sekarang ini, yang terjadi adalah adanya cita-cita sebagian anak mudanya yang ingin memelihara adat istiadat yang dirasakan dari waktu ke waktu semakin punah tergerus oleh modernisasi. Karena melestarikan adat istiadat berarti juga memelihara jatidiri bangsa Indonesia, supaya tetap memiliki ciri khas kuat yang membedakannya dari bangsa lain, bahkan seandainya ada klaim sepihak dari bangsa lain, seperti yang sudah-sudah, maka akan di lawan dengan gagah berani.

Kembali ke Hamka, tidak menutup kemungkinan jika Hamka lahir di zaman modern seperti sekarang, maka dirinya akan jauh berbeda, justru akan mencoba memperjuangkan nilai-nilai adat istiadat agar tetap lestari tidak punah atau dijamah bangsa lain.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun