Mohon tunggu...
Askar Iskariot
Askar Iskariot Mohon Tunggu... Lainnya - belum bekerja

masih kecil

Selanjutnya

Tutup

Bola

Penantian Argentina Juara Piala Dunia di Tengah Krisis Ekonomi yang Melanda Negeri Itu

19 Desember 2022   09:15 Diperbarui: 19 Desember 2022   09:15 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sudah tiga puluh enam tahun lamanya penantian Argentina, penantian untuk dapat meraih gelar juara Piala Dunia, suatu rentang waktu yang tidak sebentar. Di mana dahaga itu akhirnya dapat terpuaskan juga setelah Lionel Messi cs. hari ini berhasil mengalahkan juara bertahan Perancis lewat drama adu penalti.

Era Messi ini mungkin dapat disetarakan dengan eranya Diego Maradona atau Mario Kempes, mereka beruntung karena dapat mencetak tinta emas dalam sejarah persepakbolaan Argentina.

Dengan juaranya Argentina, maka negara tersebut telah mencicipi tiga kali juara dunia, yaitu 1978, 1986, dan akhirnya sekarang 2022. Rentang waktunya lumayan jauh, menjadikan sensasi juara yang mereka rasakan sangat berbeda daripada tim-tim lain yang belum lama merasakan manisnya menjadi pemuncak turnamen kelas dunia ini.

Apalagi barusan saja bulan Oktober kemarin Argentina sedang mengalami inflasi mencapai 82,3 persen, dan banyak yang memperkirakan angka itu akan terus meningkat hingga akhir tahun. Dengan prestasi keberhasilan mereka membawa pulang tropi Piala Dunia setidaknya dapat menjadi penawar hati di tengah kesulitan ekonomi para warganya, terlepas dari pro-kontra jadi atau tidaknya pemerintah mereka memberikan banyak bonus kepada para pemain Argentina.

Akan tetapi para pemain Argentina dapat menjadi pahlawan double bagi negaranya, maksudnya, selain mereka menjadi pahlawan di saat di Piala Dunia, tapi juga menjadi pahlawan di luar Piala Dunia dengan menunjukkan empati dengan menolak atau menyumbangkan sebagian uangnya untuk rakyat Argentina. Minimal mereka tidak mempertontonkan menghamburkan uang di tengah krisis ekonomi negeri tersebut.

Andaikata itu yang terjadi, tidak menutup kemungkinan mereka akan selalu diingat dalam sanubari masyarakat Argentina, tidak hanya menjadi pahlawan sepakbola, tapi juga menjadi pahlawan kemanusiaan karena empati mereka.

Sebenarnya itu adalah pilhan mereka, dan jika mereka memilih untuk menikmati hasilnya sendirian, ditambah tidak memperdulikan yang lain itu tidaklah menjadi soal buat mereka, karena mereka berhak atas jerih payah dan pengorbanan yang selama ini telah ditunjukkan untuk mengharumkan nama Argentina di pentas internasional.

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun