Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ritual Adat Patika di Danau Kelimutu yang Mempesona

25 Oktober 2015   21:24 Diperbarui: 25 Oktober 2015   23:26 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Para tetua adat Suku Lio membawa makanan persembahan di Danau Kelimutu"][/caption]

Saat mengunjungi Danau Kelimutu di Ende, Flores yang terdiri dari tiga warna  bulan Agustus 2015 lalu. Saya merasa beruntung karena waktunya bertepatan dengan acara Festival Danau Kelimutu, yakni pada puncak acara adat ritual Pati Ka Du'a Bapu Ata Mata. Pesona Indonesia ini sangat memukau pengunjung Danau Kelimutu yang baru pertama kali melihat jalannya ritual acara.

Upacara Pati Ka Du’a Bapu Ata Mata atau yang lebih dikenal dengan ritual Patika diselenggarakan oleh Suku Lio. Ritual Patika adalah pemberian sesajen kepada leluhur di Danau Kelimutu. Hal ini dilakukan karena masyarakat Lio mempercayai Danau Kelimutu adalah tempat peristirahatan terakhir jiwa-jiwa yang telah pergi.

[caption caption="Saat matahari terbit di Danau Kelimutu"]

[/caption]

Suku Lio percaya bahwa Danau Kelimutu adalah tempat peristirahatan terakhir kehidupan, tempat semua jiwa kembali setelah perjalanan hidup berakhir. Acara ini sekaligus penutupan dari seluruh acara Festival Danau Kelimutu yang dibuka di Kota Ende dan acara yang paling ditunggu turis di Danau Kelimutu.

Dalam ritual ini, Suku Lio menawarkan berbagai jenis makanan kepada nenek moyangnya. Ritual  mengungkapkan rasa syukur atas perjalanan selama satu tahun yang telah dilewati  melalui doa untuk kesejahteraan, kesehatan, dan kehidupan yang baik di tahun mendatang.

[caption caption="Gadis Flores yang cantik sedang bernyanyi"]

[/caption]

Saya menyaksikan para sesepuh Suku Lio  atau pemangku adat mengenakan pakaian adat kebesarannya berupa sarung tenun dan ikat kepala  yang indah. Mereka berbaris rapi berjalan beriringan  sambil  membawa makanan persembahan untuk leluhur berupa beras, daging babi, kopi, air putih, sampai minuman di atas mangkuk yang terbuat dari tanah liat. Setelah diberkati, makanan pun dibawa oleh tetua adat menuju ke lokasi upacara di dekat area Danau Kelimutu. Masing-masing orang memegang satu mangkuk persembahan.

[caption caption="Masing-masing tetua adat membawa makanan dan minuman untuk sesajen"]

[/caption]

Sesampainya di lokasi upacara Pati Ka Du'a Bapu Ata Mata, rombongan pemangku adat memanjatkan doa untuk para leluhur dalam bahasa Suku Lio. Mereka serempak duduk mengelilingi sebuah batu besar yang dipercaya sebagai titik berkumpulnya arwah leluhur dan menjalankan upacara memberi makanan kepada para roh leluhur masyarakat Ende dengan cara meletakkan nasi beras merah dengan lauk daging babi di atas batu arwah.

[caption caption="Anak-anak membawakan tarian adat di Desa Moni dalam rangka Festival Kelimutu"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun