[caption caption="Lokomotif kereta api supercepat seperti moncong peluru"][/caption]Ketika naik kereta api super cepat di Tiongkok, saya dalam hati membatin. Apa benar Indonesia akan jadi membangun kereta api super cepat dengan kecepatan 350 km/jam antara Jakarta-Bandung pulang pergi. Jarak Jakarta ke Bandung yang hanya 200 kilometer berarti hanya ditempuh dalam waktu tiga per empat (3/4) jam.
Kenapa saya tidak yakin karena kereta api super cepat sendiri yang ada Cina melayani jarak jauh antara Beijing ke Shanghai aja 1.300 kilometer dalam waktu lima jam. Sangat wajar karena jaraknya memang ribuan kilometer.
[caption caption="Suasana dalam gerbong kereta kelas ekonomi duduknya lima baris"]
Mengapa saya sangsi karena kereta api supercepat di negaranya sendiri Cina lebih cocok untuk jarak jauh. Jadi setelah pengalaman pribadi saya naik kereta super cepat itu di Cina, saya berasumsi  kereta api itu kalau tetap dibangun  di Jawa lebih cocok untuk jalur antara Jakarta-Surabaya.
Alasan saya:
-Kereta api bisa berhenti di dua stasiun utama misal Cirebon dan Semarang. Sehingga penumpangnya bisa terjangkau sampai Jawa Barat, Jawa Tengah  dan Jawa Timur.
-Kecepatan kereta bisa dimaksimalkan sampai  melaju 350 km/jam karena jarak jauh.
- Harga tiket yang harusnya ratusan ribu apa bisa terbeli oleh masyarakat kalau cuma jarak Jakarta-Bandung. Mereka lebih baik naik bis atau travel yang lebih murah.
Saya pernah naik adalah kereta supercepat  1.200 km antara Beijing-Hangzhou ditempuh dalam waktu 6 jam, sesuai jadwal dan petunjuk keberangkatan kereta api. Kecepatan kereta  High Speed Rail (HSR) kebanggaan negeri  Cina ini maksimal sekitar 300 kilometer per jam, padahal seharusnya 350 km/jam. Kereta ini tidak terasa guncangannya dan tidak ada getaran selama perjalanan. Getaran hanya terlihat dari riak kecil minuman di gelas teh yang saya taruh di meja lipat.
[caption caption="kecepatan kereta api dan suhu udara selalu muncul di papan pengumuman di setiap gerbong"]
Rangkaian gerbongnya ada 16 gerbong dengan kelas eksekutif dan bisnis 2 gerbong dan sisanya 14 gerbong kelas ekonomi. Harga kelas eksekutif dua kali lipat harga bisnis. Harga kelas ekonomi Beijing-Hangzhou Rp 1 juta kalau eksekutif Rp 2 juta.