Selesai beli tiket masuk seharga Rp 350.000 atau 20 Euro langsung disambut oleh pemandu yang bakal ngajak kita
turun ke tambang. Saya pilih guide yang berbahasa Inggris karena ada pilihan guide bahasa Jerman, Spanyol, Polandia dan Perancis.
Dan yang bikin saya kaget, para turis di awal kunjungan harus menuruni lebih dari 400 anak tangga di bawah tanah.
Jangan khawatir, meskipun kedengarannya melelahkan, tapi perjalanannya worth it banget. Saat mulai turun, suasananya mulai berubah. Udara jadi lebih dingin, dinding-dinding garam di sekitar kita mulai terlihat, dan perasaan "wow, ini tempat keren banget" mulai muncul.
Tambang ini luas banget. Kita berjalan melewati lorong-lorong panjang yang penuh cerita sejarah.
Setiap sudutnya punya ukiran dan pahatan dari garam yang bikin kagum. Ada patung raja-raja Polandia, hewan, dan bahkan tokoh-tokoh dari sejarah yang diukir langsung dari dinding garam. Rasanya seperti masuk ke dunia fantasi!
Salah satu bagian paling menakjubkan adalah Chapel of St. Kinga, sebuah kapel bawah tanah yang sepenuhnya terbuat dari garam. Di dalam kapel ini, ada lampu gantung kristal (yang juga terbuat dari garam!), altar, dan ukiran-ukiran religius yang sangat detail. Gereja ini dibangun dengan tekun selama 70 tahun karena bahan baku garam.
Selain keindahannya, di tambang ini kita juga bisa belajar banyak hal.
Pemandu menjelaskan bagaimana garam ditambang, peralatan yang digunakan zaman dulu, dan juga cerita-cerita rakyat yang berkembang di sekitar tambang.
Salah satu cerita yang menarik adalah tentang legenda Putri Kinga, yang konon menemukan tambang ini setelah melemparkan cincin ke tambang garam di Hungaria, lalu tiba-tiba cincin itu ditemukan di Wieliczka!