Bagi penggemar menu kepiting, wajib mampir ke Restoran Kepiting Dandito kalau ingin merasakan nikmatnya rasa kepiting saos dandito ketika pergi ke Balikpapan, Kaltim.
Menu andalannya adalah kepiting rasa saos dandito. Rasa saos yang berwarna merah dan kental ini sengaja diciptakan dari hasil eksperimen pemiliknya, Rudy Setiawan (63) yang telah mencoba selama satu tahun bermacam-macam bumbu dapur sebelum memulai membuka restorannya. Nama Dandito diambil dari nama anak kedua laki-laki pemiliknya Rudy Setiawan.
Kepiting saos dandito hasil campuran dari bumbu serba merah yaitu jahe merah, tomat merah, bawang merah, gula merah, dan cabe merah. Hasilnya rasa bumbunya begitu pas di lidah rasa campuran asam, manis dan pedasnya.
Saos cairannya bumbunya agak kental berwarna merah campur orange dan kelezatannya terasa mengalir di lidah, sangat pas. Menu lainnya dari kepiting adalah kepiting saos tiram, asam manis, lada hitam, goreng mentega, rebus masak tim, goreng bawang putih dan sop kepiting asparagus.
Saos lada hitam yang berwarna hitam dan kental juga banyak disukai pengunjung karena rasa pedasnya dari lada hitam sangat menyengat lidah bagi penikmat kuliner yang suka pedas. Membuat pengunjung ketagihan untuk terus menyiram kepitingnya dengan saos lada hitam.
Bagaimana persisnya Rudy Setiawan kelahiran Banyuwangi ini merantau ke Balikpapan dan menemukan menu bumbu saos Dandito yang lezat itu. Semuanya adalah karena hasil perjuangan hidup Rudy yang selepas lulus SMAN I Jember merantau ke Balikpapan untuk mencari pekerjaan.
Perjalanan panjang Rudy sudah menempuh perjalanan panjang sebelum memantapkan diri berwirausaha di bidang kepiting. Pada 1979, ketika berusia 19 tahun, ia nekat merantau meninggalkan rumah orangtuanya di Jember, Jatim, menuju Samarinda, Kaltim untuk mencari pekerjaan karena diajak temannya. Dengan naik kapal laut dia meninggalkan keluarganya untuk merantau. ”Modalnya hanya nekat dan nyali,” katanya.
Rudy yang dermawan ini bertekad bekerja apa saja untuk membiayai sekolah adik-adiknya. Orangtuanya hanya berjualan kue, yang jelas tidak cukup untuk membiayai sekolah mereka. Rudy anak kedua dari tujuh bersaudara. Rudy yang tidak memiliki kerabat di Samarinda tidak punya rencana. Dia sempat menggelandang di pelabuhan Samarinda sebelum ditolong seorang tentara yang mengajaknya ke Kota Balikpapan. Rudy lantas bekerja di gedung bioskop, tetapi hanya tiga hari. Rudy bertemu seorang kawan yang mengajaknya ke Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, untuk bekerja sebagai tukang bangunan.