Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan featured

Anakku Dimas Pernah Merasakan Langsung Erupsi Krakatau

24 Desember 2018   20:53 Diperbarui: 11 April 2020   08:32 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ikut duka cita yang mendalam bagi korban jiwa gelombang tsunami di Banten dan Lampung akibat letusan Gunung Anak Krakatau. Tanpa peringatan dini dan didahului gempa bumi gelombang tsunami menerjang pesisir Selat Sunda Sabtu malam (22/12) pas bulan purnama.

Anak saya Dimas Ramadhan dan temannya Andri bulan Agustus 2018 lalu pergi ke kaki Gunung Anak Krakatau dan merasakan langsung getarannya ketika erupsi terjadi dia sedang ada di lokasi kejadian.

Dimas sempat berjarak sekitar 500 meter saja dari puncak Gunung Anak Krakatau yang tingginya hanya 813 meter atau 2.667 kaki. 

Awalnya pas mendarat sekitar pukul 11 siang tidak ada tanda-tanda Krakatau mengeluarkan asap letusan.Karena sempat menginap semalam di Pulau Sebesi sekitar 2 jam dari Krakatau dinyatakan aman untuk didarati pagi itu.

Dimas dg latar belakang erupsi Krakatau (dok Dimas)
Dimas dg latar belakang erupsi Krakatau (dok Dimas)
Ketika tiba di Pulau Anak Krakatau, semua daratan berwarna hitam (pasir-pasir bewarna hitam) berbeda dengan pulau yang lain, kemungkinan disebabkan oleh erupsi. 

Kemudian setelah berjalan sekitar 20 menit terasa getaran dari tanah dan berbunyi gunung grrr grrrr... lalu kami berjalan 15 menit dan kami hanya melihat puncak Krakatau tapi tidak sampai puncak, hanya dari jauh.. Kemudian duaaar.. erupsii..lagi.

melihat erupsi jarak dekat (dok dimas)
melihat erupsi jarak dekat (dok dimas)
Dimas merasakan bumi yang dipijak bergetar dan suara gemuruh terdengar keras langsung dirasakan di Pulau Anak Gunung Krakatau yang muncul 80 tahun kemudian setelah meletus tahun 1828. 

Dimas berlari-lari dan mengambil foto sambil berlarian pulang beserta rombongannya. Jalan menuju puncaknya berpasir dan berkerikil sehingga untuk berlari balik tidak bisa cepat.

Memasuki kawasan Pulau Anak Krakatau sudah dirasakan suasana mistis, yaitu pulau tanpa penghuni, suasana pulau berpasir hitam dan banyak pohon meranggas .

Gunung yang terletak di Provinsi Lampung ini, tepat berada di sebuah pulau kecil di perairan selat Sunda. Dari kapal laut antara Merak-Bakauheni pasti puncak Gunung Anak Krakatau kelihatan.

Dimas di Pulau Anak Gunung Krakatau yg eruspsi (dok dimas)
Dimas di Pulau Anak Gunung Krakatau yg eruspsi (dok dimas)
Dimas dkk langsung terbirit-birit balik kanan menuju perahu kembali untuk segera balik ke Pulau Sebesi. Tentu sebagai anak muda, Dimas tidak mau rugi untuk ambil foto selfie di perahu menuju kembali ke Pulau Sebesi tetap dilakukan dengan latar belakang Krakatau yang sedang erupsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun