Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menurut Ananda Sukarlan: "Tanpa Perempuan Gak Ada Laki-laki di Dunia Ini"

8 Maret 2018   19:07 Diperbarui: 8 Maret 2018   19:38 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tanpa perempuan gak ada laki-laki di dunia ini." Ini kata-kata yang ditulis oleh tangan Ananda Sukarlan, pianis terkemuka Indonesia  di spanduk acara diskusi  yang berjudul " Laki-laki mendukung perempuan untuk peradaban setara" di FX Sudirman Kamis 8 Maret.

Tanda tangan Ananda Sukarlan. Tidak mau ditulis Pianis tapi Piahok (dok pribadi)
Tanda tangan Ananda Sukarlan. Tidak mau ditulis Pianis tapi Piahok (dok pribadi)
Dalam rangka Hari Perempuan Sedunia, Komunitas  Kebaya Kopi dan Buku serta Tempo Institute menyelenggarakan acara diskusi   dengan  Febri Indriani seorang novelis, Devi Asmarani Pemred Macdalene, dan Philipus Parera Redaktur Eksekutif Tempo.

Acara diskusi (dok pribadi)
Acara diskusi (dok pribadi)
Dalam diskusi  yang dipandu Timoty Marbun penyiar Kompas TV menulis di spanduk  dengan tangan "Saat perempuan maju, dunia ikut maju."

Men4women (dok pribadi)
Men4women (dok pribadi)
Dalam diskusi tersebut dirasakan sampai saat ini masih ada diskriminasi antara laki-laki dan wanita di Indonesia.Contohnya untuk menjadi sumber berita masih dipilih wanita yang cantik atau artis untuk komentar mulai politik, keluarga dan ekonomi.Sedangkan sumber berita laki-laki tidak dilihat wajahnya tapi kemampuannya tentang suatu masalah.

Mbak Tatty yanga baju kuning penyelenggara acara (dok pribadi)
Mbak Tatty yanga baju kuning penyelenggara acara (dok pribadi)
Dari hasil penelitian Tempo Institute di beberapa koran cetak sumber berita wanita hanya 20 persen dibanding laki-laki. Hal ini menunjukkan sumber berita masih didominasi laki-laki.

Penulis bersama Ananda Sukarlan (dok pribadi)
Penulis bersama Ananda Sukarlan (dok pribadi)
Menurut Tatty Aprilyana dari Komunitas Kebaya, Kopi dan Buku penyelenggara acara dengan tagline "Men 4 Women Indonesia"  dimaksudkan untuk  kesetaraan gender tak semata perjuangan perempuan. Tapi laki-laki pun dapat turut serta menciptakan peradaban yang setara. Karena hal tersebut banyak laki-laki diundang untuk menyatakan dukungan dan solidaritas dalam rangka peringatan Hari Perempuan Sedunia.

Ananda Sukarlan ketika ditemui penulis tentang interpretasi maksud tulisannya bisa saja diartikan banyak arti untuk ibu yang melahirkannya atau untuk istri. "Sebaiknya orang lain yang menginterprestasikan artinya bukan saya sendiri," ujar Ananda sambil tertawa. Tapi Ananda ikut gerakan laki-laki mendukung wanita dengan tekun dia  mengikuti acara sampai selesai dan berfoto bersama dengan para laki-laki yang mendukung acara Men4Women tersebut setelah acara diskusi selesai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun